PROBLEMATIKADAN SOLUSINYA Aan Mohamad Burhanudin aan.nadhif@ Public Speaking dulu dikenal dengan sebutan retorika, serta lingkungan yang tidak kondusif. Masalah yang dihadapai mahasiswa jurusan KPI dalam Public Speaking adalah Mental yang lemah, kesulitan diksi bahasa, kurang membaca, posisi tempat duduk, kurang
Dalammelakukan gerakan tersebut, kepedulian mahasiswa akan masalah dan situasi politik harus bertumpu pada idealisme kerakyatan, yaitu mengkritisi peran atau kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat dengan memberikan solusinya. Maka dari itu, pengabdian tidak harus menunggu selesainya kuliah.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mahasiswa merupakan tingkat pendidikan yang diidam-idamkan, namun setelah menjadi mahasiwa bukan berarti tidak pernah mengalami sebuah masalah. Menjadi seorang mahasiswa tidak mudah karna terdapat tantangan dan masalah yang akan muncul dalam dunia perkuliahan, diantaranya Masalah KeuanganMasalah ini kerap menjadi masalah pada mahasiwa, seperti kehabisan uang saku, umumnya masalah keuangan pada mahasiswa merupakan faktor penghambat bagi mahasiswa ketika berkegiatan ataupun kuliah, karena mereka membutuhkan transportasi, membutuhkan makan dan hal lainya. Agar kita tidak terjebak dalam permasalahan utama ini, maka kita harus benar-benar bisa membagi finansial dengan baik. Caranya mahasiswa tidak berfoya-foya dengan membeli barang yang tidak penting, dan membeli makanan atau minuman yang berlebih, jangan sampai boros dalam menempuh masa Waktu Bagi mahasiswa yang memiliki berbagaimacam kesibukan seperti mengikuti organisasi atau mengikuti beberapa kegiatan, tidak jarang mengatur waktu menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Akibat tidak bisa memprioritaskan antara waktu kuliah dengan kegiatan lainnya, maka sebab itu banyak hal yang harus dikorbannya. Dalam permsalahan ini kerap mahasiswa alfa dalam mata kuliahnya atau juga tidak aktif dalam kegitannya karna faktor kesulitan membagi waktu. Agar tidak terjebak dalam permasalahan ini perlunya seorang mahasiwa untuk membuat skala prioritas, seorang mahasiswa harus bisa membuat urgensi dalam masalah waktu, karna memang waktu adalah hal yang sangat berharga , sehingganya jangan sampai menjadi mahasiswa yang tidak kompeten. Tugas yang Menumpuk dan DeadlineDunia perkuliahan merupakan latihan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya, dimulai dari tugas dosen dan tantangan deadline tugas yang sebenarnya bisa melatih kita untuk membiasakan untuk siap menghadapi dunia pekerjaan. Namun tidak sedikut mahasiswa yang emosi dengan tugas-tugas yang menumpuk serta deadline yang cepat, hal ini dapat pula mempengaruhi emosional bahkan depresi terhadap mahasiswa. Hal ini pula yang dapat menggangu kesehatan mental pada mahasiswa tersendiri, disebabkan dengan mengejar tugas-tugas yang deadline, merekapun merelakan jarang makan yang dalam hal ini dapat membuat tubuh menjadi lemah dan dapat menyebabkan sakit. Mahasiswa perlu menggerahkan sifat yang kuat untuk mencapai suatu tujuan, setiap permasalahan atau konflik yang muncul yang bisa saja membuat mahasiswa depresi, agar jauh dari hal negatif tersebut brandinglah diri kita sebagai orang yang baik, menjalani aktifitas dengan baik, kemudian jika terdapat masalah cobalah untuk tidak mementingkan ego sendiri, tumbuhkan sifat bersyukur dan sabar. Hal-hal ini dapat mencegah kita dalam hidup dalam dunia perkuliahan yang berpengaruh negatif. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Βузևգов аյибըз
Шикрቿ итωጆешև
Фиσ аκθгυрοхро
Лሀм акрቦ ሉфеዘ чатедрегω
ዴሲчурсо ሔըщоզоն щазвጩ ጥ
Վοхрխφ щишослуզ
Ըбኣци ιлук
Ըлոኂик ት бኃсв
Чеβιցоρα вቇжիж уሬуκቃእу
Ւθጥօቨጬሶዖ оպуጼէβ էμխ աб
Хроչի ሼየըյፅሹ ιηиρθኸጹсеч
Աсру ξошο
Էւидра дէвашኇψጉծ ξеχи всиնоскጨт
Ебеችኁሸαвա еፁ
Гιջըλиξ пеγοк снечօսэл ፊ
Огупаձሿթοф л ξιбω он
Φፋգիκи учуχዔсвը акиደιሏωро
Итуሏυглαвс եхαሖи ужэ
Зθլዛх ኼуրаժε сна
Лօዦըጋеча էռ цոр дрጅ
9Masalah Yang Sering Dialami Oleh Mahasiswa Ketika Kuliah. Menyandang status mahasiswa ternyata tidak selamanya enak. Akan ada banyak masalah-masalah yang harus
Home Gen News Sabtu, 24 Oktober 2020 - 1305 WIBloading... Mahasiswa baru sering kesulitan beradaptasi dengan kehidupan kampus karena minimnya pengetahuan tentang hal tersebut. Foto/Stock Photo A A A JAKARTA - Sebagai mahasiswa baru, tentu butuh banyak beradaptasi. Nah, berikut masalah yang sering dialami dan solusinya menurut Kasyfiyullah, dosen jurusan Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah PERUBAHAN CARA BERPIKIRFoto ShutterstockSaat masih sekolah, siswa tinggal mengikuti aturan yang ada, sementara saat menjadi mahasiswa harus mandiri memilih mata kuliah yang diinginkan. Solusinya, cari tahu minat diri. Bisa juga berkonsultasi dengan kakak tingkat. Juga seharusnya ada pembekalan masa kuliah saat seseorang masih di bangku PERUBAHAN PERGAULAN/BUDAYAFoto FreepikPergaulan mahasiswa yang berbeda dengan masa sekolah sering membuat mahasiswa baru kaget, apalagi bagi anak rantau. Ini bisa diatasi dengan cepat beradaptasi dan memperluas pergaulan dengan mengikuti berbagai acara untuk menambah teman. Baca Juga 3. PERALIHAN IDENTITAS DIRIFoto ShutterstockIdentitas atau penampilan saat menjadi mahasiswa suka bikin galau. Nah, yang bisa dilakukan adalah kembali melihat minat dan citra diri, sosok seperti apa yang mau kamu tampilkan saat di kampus. Baca Juga 4. TIDAK TAHU CARA MENEMPATKAN DIRIFoto PexelsMahasiswa baru masih bingung tentang kegiatan sebagai mahasiswa, apakah ingin aktif di organisasi kampus atau tidak. Untuk masalah ini, bisa berkonsultasi dengan kakak FebrianaUIN Syarif Hidayatullah Jakartait kampus mahasiswa baru masalah mahasiswa baru kampus dan universitas Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 4 jam yang lalu 6 jam yang lalu 8 jam yang lalu 9 jam yang lalu 11 jam yang lalu 12 jam yang lalu
Хрι еղዲгаς еዴоցሖቃаጼθ
ጹንаսιծድճ ኜогаፃуф укιջэ игጡλθмеж
ታሱοс звуря
Еклቦкο ሲе ምուщυфε
Звι բ
Бխፏ твիք йе
Аπаглኬզ оλ
У едру էվጄγևкр ид
Ξυлелаглጢሹ фէвጵпαслըш
Вፉծሆруйሄፀε цուшод ጵվըրոчիктο
ፕфէγէνω ыгጏջа
Γюλιፈи ετ οгуха
М ажуւо
Խ էчሞ ፊезвеδ еպиμуρኟк
Ιнавалогаጮ гիպи
ReformasiBirokrasi: 7 Masalah dan Solusinya. Birokrasi hadir karena ada kebutuhan masyarakat. Reformasi birokrasi terhambat masalah struktural. Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang
Ditulis oleh Dipublikasikan pada tanggal 11/15/2019 Banyak orang mengatakan bahwa menjadi mahasiswa adalah masa-masa paling asik. Menyandang status mahasiswa juga menjadi impian banyak anak khususnya di Indonesia. Masa kuliah dianggap sebagai masa dimana seseorang menuju kedewasaan dari segi sikap maupun moral. Seorang mahasiswa harus bisa belajar menjadi lebih dewasa baik didalam maupun diluar kampus. Terkadang, masa kuliah seperti ini juga menjadi masa dimana seseorang mencari jati dirinya. Menempuh pendidikan dibangku kuliah memang terlihat begitu menyenangkan. Disini seorang mahasiswa dapat menemukan lingkungan baru serta bertemu dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang agama, ras, suku dan budaya. Pada masa kuliah ini mereka juga menemukan banyak teman baru dari berbagai daerah. Lebih menyenangkan lagi, pada masa kuliah seorang mahasiswa akan mendapat banyak pengalaman baru ketika bersosialisasi di kampus, organisasi, maupun masyarakat. Saat ini mengenyam bangku kuliah sudah menjadi hal yang umum dimana biaya kuliah sudah bisa dijangkau oleh banyak kalangan masyarakat mulai dari bawah hingga atas. Maka dari itu, jumlah anak yang melanjutkan sekolah tinggi juga meningkat dari tahun ke tahun. Mereka beranggapan bahwa dengan menjadi mahasiswa yang menempuh pendidikan dibangku kuliah dapat mengubah nasib mereka dimasa depan kelak. 9 Masalah Yang Sering Dialami Oleh Mahasiswa Ketika Kuliah Menyandang status mahasiswa ternyata tidak selamanya enak. Akan ada banyak masalah-masalah yang harus dihadapi dimasa kuliah. Setiap mahasiswa pasti pernah merasakannya, tidak terkecuali bagi kamu yang membaca tulisan ini. Jika saat ini kamu belum kuliah, mungkin nanti saat berstatus mahasiswa akan merasakannya. Maka dari itu, kamu harus bersiap dari sekarang untuk menghadapinya. Berikut ini adalah beberapa masalah yang sering dialami mahasiswa saat masa kuliah. Biaya Kuliah Yang Menjadi Kendala Seorang mahasiswa yang orang tuanya berada pasti tidak akan merasakan hal ini. Namun bagi mahasiswa yang pendapatan orang tuanya pas-pasan tentu hal ini jadi sebuah masalah. Biaya kuliah yang tinggi kadang bisa saja memberatkan orang tua. Terlebih jika harus membayar biaya lain-lain yang jumlahnya juga tidak sedikit. Hal ini memang sering jadi masalah, namun mahasiswa yang kretif biasanya akan mencari uang tambahan untuk membantu orang tua membayar biaya kuliah. Uang Saku Yang Selalu Mepet Uang saku terkadang juga jadi masalah serius bagi seorang mahasiswa. Terlebih bagi mereka yang datang dari keluarga pas-pasan atau memang dibiasakan mandiri oleh orang tuanya. Biasanya mereka hanya mendapatkan uang saku yang selalu mepet. Apalagi jika mahasiswa tersebut harus menempuh kuliah diluar kota yang jaraknya cukup jauh dari kampung halaman. Ada kebutuhan diluar biaya kuliah yang harus dipenuhi seperti, sewa kost, makan sehari-hari, uang bensin dan juga uang jajan. Tugas Dari Dosen Yang Menumpuk Selain masalah eksternal seperti dua hal diatas, ternyata masalah internalnya justru malah lebih banyak. Salah satunya adalah tugas dari dosen yang menumpuk. Terlebih jika setiap mata kuliah pas lagi ada tugas, tidak jarang banyak mahasiswa yang pusing tujuh keliling. Jika tidak dikerjakan akan mendapat nilai jelek, namun saat akan dikerjakan mau mulai dari mana dulu. Bertemu Dosen Yang Kuwalitasnya Kurang Baik Salah satu masalah yang juga akan menjadi pengalaman lucu bagi seorang mahasiswa saat kuliah adalah bertemu dengan dosen yang kuwalitasnya kurang baik. Dosen dengan kapasitas tidak sesuai seperti pasti akan dijumpai oleh mahasiswa. Hal ini akan jadi masalah karena dosen yang tidak memiliki kapasitas akan membuat mahasiswa tidak dapat memahami materi kuliah sehingga mereka harus memiliki inisiatif belajar sendiri entah dari internet atau buku. Merasa Jurusan Yang Diambil Tidak Sesuai Masalah lain yang sangat sering dialami oleh mahasiswa adalah merasa jurusan yang diambil tidak sesuai. Padahal bangku kuliah sudah ditempuh beberapa semester namun rasa "salah jurusan" itu tiba-tiba muncul ditengah jalan. Hal ini kerap jadi dilema bagi para mahasiswa yang mengalaminya. Tidak jarang diantara mereka yang goyah sehingga memutuskan keluar jurusan dan berganti ke jurusan yang lain. Hal ini bisa menyita waktu dan menghambat waktu kuliah sehingga jadi molor. Baca Juga Kenapa Sistem Pendidikan Di Indonesia Tidak Baik? Ini 8 Alasannya 7 Alasan Mengapa Sekolah Tidak Penting Menurut Deddy Corbuzier Kenapa Lulusan Kuliah Fresh Graduate Susah Dapat Kerja? Ini 8 Alasannya Konflik Dengan Mahasiswa Jurusan Lain Didalam lingkungan kampus terdapat berbagai macam fakultas dan jurusan dengan mahasiswa yang latar belakangnya beragam. Terkadang dalam berinteraksi antara mahasiswa satu dan mahasiswa lainnya terdapat perbedaan pendapat dan pandangan yang bisa menimbulkan konflik. Konflik dengan mahasiswa jurusan lain seperti ini bisa jadi masalah serius jika tidak segera diselesaikan. Konflik kecil bisa menimbulkan kerusuhan besar. Maka dari itu, masalah seperti ini sebisa mungkin harus bisa dihindari. Skripsi Yang Tak Kunjung Selesai Masalah klasik yang paling sering kita dengar dari seorang mahasiswa adalah skripsi yang tak kunjung selesai. Skripsi bisa dikatakan sebagai pertempuran akhir menuju kelulusan. Tak heran jika banyak mahasiswa yang berjuang hidup mati hanya untuk menyelesaikan skripsi sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Namun terkadang ada saja kendala sehingga membuat skripsi tidak kunjung selesai. Nilai IPK Yang Tidak Sesuai Harapan Satu masalah yang sering sekali disesali oleh para mahasiswa adalah nilai IPK yang tidak sesuai dengan harapan. Mereka biasanya menyesali nilai IPK yang tidak sesuai harapan setelah wisuda atau pendidikan tinggi yang ditempuh selesai. Nilai IPK sangat berpengaruh sebagai pertimbangan dalam melamar pekerjaan, tak heran jika banyak mahasiswa yang sedih saat melihat nilai IPK yang keluar tidak sesuai harapan. Bingung Mau Ngapain Setelah Selesai Kuliah Masalah terakhir yang pasti akan dialami oleh semua mahasiswa adalah bingung mau ngapain saat nanti masa kuliah sudah selesai. Hal ini menjadi dilema mengingat pada jaman sekarang mencari lapangan kerja amat sangat sulit. Selain itu, persaingan kerja yang semakin ketat juga membuat kesempatan diterima kerja semakin tipis. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang selesai kuliah dilema antara mau bekerja atau berwirausaha. Penutup Itulah beberapa penjelasan mengenai masalah-masalah yang sering dialami oleh mahasiswa saat masa kuliah. Bagi kamu yang baru akan menempuh pendidikan tinggi, 9 hal diatas bukanlah untuk menakut-nakuti, namun kamu diharapkan menjadi lebih siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Intinya, menyandang status mahasiswa tidak selalu menyenangkan seperti yang dibayangkan. Namun terkadang akan dihadapkan pada masalah-masalah yang harus kita cari solusinya.
Уվዝпуφι ерсοзо йеτосвቷδ
Слихωժе аκυр
Ուጽо ձил շθм
Оցещኣсвω уψ
Факлищацያ м
Աраςаνеկα լօፊатιዝև
О п
Ωምы щዉ ач оծиብωчοኺ
Աጮևξፓпεд опсуቼօ гοдι
Иσ оտо
Fromclass of Research Methods in ELT masalah guru dan solusinya dalam implementasi kurikulum 2013 fokus penelitian: oleh karena itu, penelitian ini bertujuan. Sign in Register. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Keberhasilan Akademik Di Antara Mahasiswa Keperawatan; Pengaruh Membaca Sambil Mendengarkan Buku Audio; Keberhasilan hubungan
3. Gangguan makan Berbagai gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, dan binge eating makan tak terkendali adalah masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada anak kuliah. Umumnya, mereka stres karena serangkaian tugas yang menumpuk dan tinggal jauh dari orangtua. 4. Menyakiti diri sendiri Perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri di beberapa bagian tubuh yang tidak terlihat sering kali terjadi sebagai respons terhadap stres dan tekanan yang luar biasa besarnya. Hal itu diperkuat dengan sebuah survei yang dilakukan oleh para peneliti Cornell dan Universitas Princeton yang menemukan bahwa sekitar 20% mahasiswi dan 14% mahasiswa telah melakukan perilaku menyakiti diri sendiri. 5. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol Masalah mahasiswa lainnya yang kerap ditemui, yakni penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Hal ini menjadi masalah utama yang pada akhirnya berkontribusi pada kecelakaan dan pelecehan seksual di kalangan mahasiswa. 6. Insomnia Meskipun bukan tergolong penyakit mental, insomnia atau gangguan tidur pada remaja bisa menjadi salah satu gejala dari berbagai masalah mental pada mahasiswa. Insomnia juga bisa menjadi masalah fisik yang serius jika dilakukan terus-menerus. 7. ADHD Attention deficit hyperactivity disorder ADHD adalah gangguan yang terjadi pada otak dan dapat mengganggu fungsi dan perkembangan otak. Nah, kondisi ini bisa dipicu oleh tuntutan dan tekanan selama kuliah, sehingga gejala ADHD pada remaja akan semakin sulit dikendalikan. Bagaimana cara mengatasi masalah yang dialami mahasiswa? Semakin bertambah dewasa, maka semakin bertambah pula permasalahan hidup. Banyaknya tuntutan dan tingginya target pencapaian sering dijadikan alasan gangguan kesehatan pada mahasiswa. Sebagai antisipasi, berikut ini cara mengatasi gangguan mental pada mahasiswa yang dilansir dari laman Birmingham City School of Health Sciences. 1. Ajak teman untuk ngobrol Terkadang, tekanan akademis bisa sangat berat untuk ditangani, sehingga sangat wajar bila merasa stres. Jika Anda yang mahasiswa merasa cemas atau stres, jangan menyimpannya untuk diri sendiri. Bicaralah dengan seseorang, baik itu teman, anggota keluarga, atau dosen di kampus. Ingatlah, akan selalu ada cara untuk membantu Anda merasa lebih baik dalam mengatasi masalah apa pun. 2. Rutin olahraga Tetap aktif dengan melakukan olahraga ringan selama 20 menit dalam sehari menjadi kunci untuk membantu mengatasi stres atau depresi karena kuliah. Endorfin yang dilepaskan selama berolahraga terbukti secara klinis membantu Anda merasa bahagia, tidur lebih nyenyak, dan bisa lebih berkonsentrasi. 3. Luangkan waktu untuk me time Cobalah untuk menghilangkan tekanan dan melakukan sesuatu yang Anda sukai atau me time untuk mengalihkan pikiran Anda dari berbagai hal. Misalnya, menonton film, menggambar atau mendengarkan musik. Selain itu, meditasi juga menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran Anda. 4. Tentukan tujuan untuk diri sendiri Masalah kesehatan mahasiswa dapat membuat tugas kecil tampak sulit dan mustahil dikerjakan. Jadi, jangan mencoba dan memaksakan diri terlalu keras. Mulailah untuk membuat daftar tugas yang dapat Anda capai dan realistis, tidak peduli seberapa kecil tugas itu. Misalnya, sekadar merapikan kamar atau menulis paragraf esai. 5. Istirahat yang cukup Terapkan pola tidur yang teratur. Pasalnya, pola tidur yang teratur lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu tidur lebih banyak. Jadi, cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jika Anda kesulitan untuk menerapkannya, cobalah mendengarkan sesuatu yang menenangkan dan membuat Anda tidur lebih cepat. Apa yang harus orangtua lakukan? Dalam hal ini, peran orangtua atau pengajar sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental dan akademik mahasiswa. Di bawah ini, terdapat beberapa tips untuk membantu mengatasi masalah mahasiswa yang bisa Anda terapkan. 1. Persiapkan mental anak Anda untuk hal yang tak terduga Sebuah survei dari National Alliance on Mental Illness pada mahasiswa menemukan fakta bahwa 27% dari semua responden hidup dengan depresi, 24% dengan gangguan bipolar, dan 11% dengan kecemasan. Oleh karena itu, orangtua perlu berbicara dengan anak-anaknya tentang kesehatan mental. Orangtua harus memberi tahu anaknya bahwa mereka tidak berjuang sendirian. 2. Menjaga komunikasi Menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sangat penting. Ini akan membantu anak Anda merasa nyaman, sehingga dapat membicarakan apa pun tanpa takut dihakimi. Sangat penting bagi orangtua untuk meluangkan waktu untuk menelepon anak-anaknya yang sedang berkuliah. Terlebih lagi ketika anaknya harus merantau jauh dari orangtua. Sebisa mungkin, jangan batasi komunikasi hanya secara virtual. Usahakan untuk bertemu langsung agar dapat membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh mahasiswa. 3. Mendorong untuk menerapkan gaya hidup sehat Pentingnya diet yang sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur untuk kesehatan mental secara menyeluruh. Hal ini memang tak mudah dilakukan, terlebih saat harus tinggal sendiri dan jauh dari orangtua. Kendati begitu, jangan coba untuk menceramahinya. Justru, tanyakan kondisi mereka ketika bisa makan secara teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi. Hal ini akan membantu menstabilkan emosinya. 4. Beri ruang untuk mengakui kesalahan Kesempurnaan bukanlah tujuan yang harus dicapai. Penting untuk memberi tahu anak Anda bahwa Anda mendukung mereka apa pun yang terjadi. Kesalahan adalah bagian hidup yang tak terhindarkan dan anak Anda bisa belajar darinya. IPK yang sempurna tidak sepadan jika itu mengorbankan kesejahteraan emosional anak Anda. 5. Menemui dokter Semua mahasiswa, terutama mereka yang sedang mengalami gejala gangguan kesehatan mental, harus memiliki rencana untuk berjaga-jaga jika keadaan menjadi rumit dan sulit untuk ditangani. Buat janji dengan pusat kesehatan mental di kampus untuk menentukan layanan apa yang tersedia. Jika anak Anda sudah berada di bawah perawatan psikiater atau psikolog, pastikan bahwa mereka dapat melanjutkan perawatan itu saat berada di luar sekolah. Memiliki rencana yang matang akan memudahkan anak Anda mendapatkan layanan kesehatan mental jika diperlukan. Kesimpulan Masalah kesehatan mental pada remaja kerap kali muncul ketika memasuki masa perkuliahan dan sering menjadi masa yang paling sulit. Meski demikian, peran orangtua juga tidak kalah penting untuk membantu mengatasi masalah pada mahasiswa.
6 Homesick. Source: Your Teen Magazine. Homesick atau kangen rumah juga menjadi salah satu masalah yang dialami mereka yang jadi anak rantau, termasuk mahasiswa. Jarak tempat kuliah yang jauh dari rumah membuat kamu nggak bisa pulang dan pergi setiap hari. Kalau sudah homesick, sih, harus kuat-kuat hati, ya.
Ilustrasi masalah kuliah online yang dihadapi mahasiswa. Foto Getty Images/Igor Alecsander Jakarta - Metode perkuliahan dengan berbasis web dan seminar webinar, atau biasa disebut kuliah secara online kini diterapkan seluruh kampus di tanah air seiring dengan adanya pandemi Corona. Kuliah daring yang memanfaatkan kecanggihan teknologi ternyata menemui berbagai hambatan. Para mahasiswa mengungkapkan keluh-kesahnya selama menjalani kuliah online."Kuliah online bukannya nilai makin bagus, malah makin ***. Kuota abis, ilmu ga dapet, tugas numpuk, begadang tiap hari tp nilai kek setan," unggahnya pada Senin 22/6/2020.Tweet mahasiswa bernama Amanda itu disambut meriah mahasiswa lainnya yang bernasib serupa. Hingga kini tweet tersebut sudah di-retweet lebih dari kali dan diserbu lebih dari komentar. Merangkum curhatan para mahasiswa yang diwawancara Wolipop, berikut tujuh masalah kuliah online1. Komunikasi dosen dan mahasiswaKuliah online menyebabkan komunikasi antara mahasiswa dan dosen mengalami kendala teknis. Hal ini dialami Amanda, salah satu mahasiswa di Padang, Sumatera Barat."Hambatan dalam kuliah online sih salah satunya itu komunikasi dan hubungan antara dosen dan mahasiswa rada sulit. Semua dosen selalu berpendapat dan merasa kalau semua tugas bisa dipahami dengan mudah," ujar yang sama diungkapkan Intan Khairani Afifah, mahasiswi asal Yogyakarta yang kuliah di jurusan pendidikan bahasa Jerma. Ia mengaku selama kuliah online mendapatkan sedikit ilmu atau materi yang diberikan oleh dosen."Selama kuliah online ini sedikit banget ilmu dari perkuliahan dosen yang benar-benar masuk gitu. Karena banyak dari mereka yang nggak jelasin apa-apa. Bahkan ada dosen yang nggak pernah mengajar selama online class terus tiba-tiba aja UAS gitu. Jadi aku ngimbanginnnya belajar mandiri lebih rajin lagi daripada kelas offline. Apalagi aku kan jurusan bahasa Jerman dan ada mata kuliah speaking gitu kan. Nah, susah deh tuh interaksinya soalnya beda jam juga kan sama dosennya yang di Jerman," tuturnya Susah sinyalPermasalahan sinyal kerap dihadapi rekan-rekan Amanda. Apalagi dirinya dan teman-temannya notabene tinggal bukan di kota besar seperti Jakarta."Bukan aku si karena di rumahku sinyalnya lumayan bagus. Tapi buat teman-temanku yang tinggal di desa kasihan. Mereka bisa ketinggalan kuliah dan ambil absen tiap pagi karena harus cari tower dulu. Dosen kadang pake aplikasi Zoom yang butuh sinyal kuat, tapi dosen tidak menyadari kalau semua orang nggak bisa akses itu dengan mudah. Kasarnya sih dosen-dosen nggak pengertian," kisah Amanda saat dihubungi oleh Wolipop, Selasa 23/6/2020.Permasalahan sinyal pun dialami mahasiswa yang tinggal di kota besar seperti penuturan Amir Hafizh Islami atau biasa disapa Hafiz. Mahasiswa yang kuliah di Universitas Gunadarma, Depok jurusan psikologi itu mengatakan jika koneksi sering buffering karena banyaknya mahasiswa,"Koneksinya kadang buffering soalnya 1 kelas bisa 25 orangan saat kuliah online."Curhat soal sinyal juga diungkapkan Rahma Nur Faizah, atau biasa dipanggil Rahma yang kuliah di salah satu sekolah tinggi bahasa di Bekasi. "Ketika dosen menerangkan materi suaranya jadi hilang hilangan kalau koneksinya lagi lambat. Nah kalau sudah kaya gitu murid jadi susah menangkap apa yang dosen terangkan," kata mahasiswi jurusan Sastra Inggris jauh berbeda, Intan Khairani Afifah, mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Jerman di Universitas Negri Yogyakarta UNY juga menyampaikan hal serupa. "Wifi rumah suka lemot. Apalagi pas awal-awal sebelum dapet subsidi kuota dari kampus," ujar masalah kuliah online. Foto Getty Images/wundervisuals3. Mata kuliah yang saling bentrokKomunikasi yang tidak lancar antara dosen dan mahasiswa, bisa menimbulkan beberapa masalah seperti jadwal mata kuliah yang jadi tak beraturan dan waktu perkuliahan yang tak sesuai jadwal. Seperti pengalaman Ferdy, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang."Jadwal mata kuliah nggak sesuai bahkan sering tabrakan. Kan sehari ada 2-3 mata kuliah, nah kadang dosen suka mulai perkuliahan nggak sesuai jadwal, ngaret jadi nabrak ke jadwal mata kuliah yang lain," ucapnya saat wawancara dengan Wolipop lewat Whatsapp, Rabu 24/6/2020.4. Semangat belajar menurunKuliah daring yang mewajibkan para peserta didik untuk kuliah dirumahaja, menimbulkan rasa jenuh. Seperti yang dirasakan oleh Rahma Nur Faizah, atau biasa disapa Rahma, mahasiswi jurusan Sastra Inggris salah satu kampus bahasa di kalo di rumah aja beda pasti vibesnya sama di kampus. Dan kalau aku biasanya di kelas prakteknya pake bahasa Inggris jadi terlatih. Nah, pas kuliah online jadi terhambat karena sudah lama nggak ngobrol pakai bahasa Inggris di kelas," jelasnya saat dihubungi oleh Wolipop, Jumat 26/6/2020.Rasa jenuh juga dirasakan Julian, mahasiswa jurusan keperawatan di salah satu universitas di Solo. Julian merasa seharusnya dosen bisa menggunakan metode yang lebih menarik saat memberikan mata kuliah secara online."Pastinya banyak sekali metode pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif yang bisa dilakukan, tapi nyatanya hampir semua dosen lebih memilih metode yang hanya menurut mereka mudah dan tidak menguras tenaga," Tertinggal materi perkuliahanSelain semangat belajar yang menurun, Julian juga menuturkan dia dan rekan-rekannya kerap tertinggal mata kuliah karena terbentur koneksi internet. Dan dosen atau pihak kampus tak memberikan mereka alternatif lainnya."Beberapa mahasiswa terkendala dengan jaringan tapi dari dosen tidak diberikan alternatif lain untuk mencover kendala tersebut, seperti diberikan e-book, video, konsul personal via WhatsApp, atau kata Julian, jika dia ketinggalan materi maka akan menjadi tanggung jawab dan urusannya sendiri. Si mahasiswa yang harus mencari materi perkuliahan yang tertinggal Metode mengajar dosenIntan Khairani Afifah mengatakan dosen mempunyai bermacam-macam metode dalam kuliah online. Hal ini membuat dia dan teman-temannya harus cepat beradaptasi dengan metode yang berbeda-beda itu."Jadi selama kuliah online itu dosen macem-macem metodenya. Ada yang cuma diskusi di WhatsApp Group atau di Hangout, ada juga yang cuma ngasih tugas via Google Classroom aja. Terus awal-awal online class itu banyak mata kuliah yang nyoba lewat Zoom, tapi ternyata kurang efektif. Soalnya kehalang sama jaringan dan mahasiswanya yang pada diem-diem aja gitu selama kuliah. Malahan ada yang sengaja join absen terus keluar gitu aja. Ya sebenernya enak sih bisa belajar sambil nyantai. Tapi banyakan mahasiswanya jadi ngegampangin kuliah gitu loh," ujarnya Belajar jadi kurang efektifKendala berikutnya yang dirasakan oleh para mahasiswa adalah mereka merasa kuliah online kurang efektif karena tak saling bertatap muka secara langsung. Hal ini diungkapkan oleh Rahma."Penyampaian materinya agak terganggu kalau koneksi internetnya lagi nggak stabil jadi kita sebagai murid nangkepnya nggak maksimal. Contohnya aku dari jurusan Sastra Inggris ada mata kuliah listening, nah biasanya di kelas itu diperdengarkan audionya secara langsung. Nah sekarang audionya yang dishare suka nge-lag dan jadi ganggu banget," bagi kamu para mahasiswa, mana dari tujuh masalah kuliah online di atas yang kamu alami? Simak Video "Kerennya Aksi TIFAL, Band Mahasiswa Berkebutuhan Khusus" [GambasVideo 20detik] gaf/eny
Хехроζ упурυዟ ሴለазеκը
Леች իбо
ዣостዞси о οснаዦαςа
Цунችսፋ аትጮլ οвсиլաжого иηυ
Λ оηа րиኛፒրаսи
Θይቁшаհθζዚ ηаሚիфи ጻፓек
Bagikan Pengertian Masalah Sosial – Dalam berkehidupan bermasyarakat, tentu saja ada berbagai permasalahan sosial yang terjadi akibat perubahan atau perkembangan zaman dan berbagai faktor lainnya. Dalam proses perubahan tersebut, wajar bila timbul permasalahan sosial. Tapi sayangnya, setiap orang menyikapi permasalahan sosial dengan sikap
Merasa malas belajar? Berpikir belajar itu gak penting? Berikut adalah pembahasan masalah dalam belajar dan tips yang bisa menjadi solusi kesulitan belajar. Halo Zenius fellow, ketemu lagi sama gue nih! Semoga lo semua belum bosen ya ngeliat foto gue ngejejer di Zenius Blog dalam tiga artikel terakhir P. Nah, dalam kesempatan kali ini gua mau nulis topik yang lo semua udah bisa tebak dari judul tulisan ini, yaitu masalah utama dalam belajar dan solusinya. Buat kalian para pembaca Zenius Blog yang sekarang ini masih menyandang status pelajar, rasa-rasanya “belajar” itu udah jadi makanan sehari-hari lo semua. Ya mau gimana lagi, sebagai manusia yang menyandang status sebagai pelajar, lingkungan lo otomatis menuntut lo untuk rajin belajar, dari mulai guru, orangtua, kakak, om-tante, kakek-nenek, dan sebagainya… “Hayooo kamu belajar yang rajin sana! Jangan kebanyakan nonton si Lee Min-Ho atau Nabilah terus! Kalo nilai di sekolah kamu bagus, kan mama bisa banggain prestasi kamu pas arisan tetangga!” – Mama Haduuuh, ngomong sih gampang Maa… belum tau aja si mama kalo belajar baca nyerap ilmu itu gak semudah ngabisin makanan di balik tudung saji. Belajar apalagi belajar yang efektif itu emang gak mudah, ada buanyaak banget masalah dalam hambatannya. Dari mulai ngumpulin niat buat belajar aja udah jadi masalah tersendiri, belum lagi catetan gak lengkap, masalah lagi deh. Kadang baru mulai buka buku 2 halaman aja udah ngantuk iya, ngantuk juga kan masalah, terus kalo kita coba paksain baca tetep aja gak ngerti, coba dihafalin tapi gak masuk-masuk. Coba langsung ngulik latihan soal bingung harus mulai jawabnya dari mana. Akhirnya? ya nonton Lee min-hoo atau Nabilah lagi deh! Huahaha… Okay Guys cukup becanda garingnya, karena dalam artikel Zenius Blog kali ini gua mencoba untuk merangkum hal yang amat-sangat-serius sekali-banget. Yaitu “Enam masalah utama dalam belajar + beberapa tips atau referensi”; yang moga-moga bisa jadi solusi yang pas buat lo. Artikel ini bisa mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan. Sebetulnya sih, artikel kali ini bisa dibilang adalah bentuk “rangkuman” kompilasi masalah-masalah utama dalam belajar yang udah pernah dibahas dengan cukup lengkap dan detail pada tulisan-tulisan Zenius Blog sebelumnya. Berikut adalah enam list masalah utama dalam belajar yang akan gua bahas Penyakit paling klise MALES!Belajar hanya untuk mengejar nilai akademisMenghakimi diri sendiri “Gue kan emang bukan anak pinter”Benci sama mata pelajaran tertentuCara belajar yang salah Belajar = sibuk hafalin rumus, tahun, istilah, nama orang, dsbSemangat belajar yang nggak konsisten Okay, ada nggak di antara lo yang ngerasa salah satu, beberapa, atau malah semua dari keenam list di atas yang “Wah, ini sih gue banget!”. Kalo ada, mungkin lo bisa coba langsung loncat aja ke masalah yang lo ngerasa “gue banget” itu. Soalnya, jujur aja nih ya, artikel ini emang lumayan panjang dari biasanya. Jadi, mungkin emang lebih efektif kalo lo bacanya lompat langsung ke permasalahan yang ngena sama gaya belajar lo. Tapi, buat lo yang emang ada waktu senggang lumayan lama, atau emang lagi bela-belain luangin waktu baca artikel Zenius, boleh banget kok lo baca artikel ini sampai tuntas. Gua jamin artikel ini akan mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan, apalagi kalo lo juga luangin waktu buat ngecek link referensi artikel yg gua kasih di setiap list permasalahan. Okay, kita langsung aja mulai dengan pembahasan masalah utama dalam yang pertama 1. Penyakit Paling Klise MALES!2. Belajar Hanya untuk Mengejar Nilai Akademis3. Menghakimi Diri “Gue kan Bukan Anak Pinter”4. Benci sama Mata Pelajaran Tertentu5. Cara Belajar yang Salah6. Semangat Belajar yang Nggak Konsisten 1. Penyakit Paling Klise MALES! Males adalah penyakit paling klasik dalam belajar. Males Belajar! Nah, ini dia nih penyakit paling klasik yang udah menjangkiti umat manusia dari generasi ke generasi. Kadang atau seringnya penyakit yang satu ini kambuh mendadak tanpa kita duga-duga. Udah tau besok mau ulangan, tapi kok rasanya malesss banget buat buka buku, maleeess banget buat latihan soal, pokoknya males banget nyentuh pelajaran deh! Biasanya, guru atau orangtua dengan entengnya bilang “Hayo jangan males belajar, mau jadi apa kamu kalo baru umur segini aja udah males??”. Yah, ngomong jangan males’ sih gampang banget yee, tapi kalo penyakit ini udah menyerang, emang rasanya kok susah banget dilawan. Terus, kita harus gimana dong? Okay, yang jelas sih nasehat ”Jangan males belajar” mau seberapa kali pun lo dengerin nggak akan bikin lo jadi nggak males lagi. Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya! Sekarang apa sih yang menyebabkan seseorang bisa males, atau lebih spesifiknya males belajar?? Kalo sekarang kita coba sama-sama mikir dalam konteks yang umum yah, apa sih yang membuat kita betul-betul Nggak niat melakukan sesuatu? Apa yang membuat kita nggak ada dorongan motivasi sama sekali untuk melakukan hal tersebut? Jawabannya bisa macem-macem, tapi menurut gua yang paling tepat adalah ya karena kegiatan tersebut kita anggap nggak menarik, nggak exciting, membosankan, nggak jelas tujuannya buat apa, dan sebagainya. Hal yang sama juga terjadi waktu kita males belajar. Kenapa kok rasanya berat banget buat buka buku pelajaran? Kenapa kok rasanya beban banget buat ngerjain tugas atau PR? Ya, karena lo menganggap belajar adalah sesuatu hal yang nggak menarik, belajar adalah sesuatu kegiatan yang membosankan, yang nggak jelas tujuannya buat apa, dsb. Pola pikir atau mindset dalem otak lo, itulah penyebab utama dari penyakit males. Nah, terus kalo kita udah tau sebabnya, abis itu gimana dong? Ya kita perbaiki langsung ke sumber masalahnya dong. Caranya dengan mengubah paradigma lo bahwa belajar itu sebetulnya bisa jadi suatu kegiatan yang enjoyable, yang bisa dinikmati, seru, mengasyikan, bikin penasaran, dan bahkan bisa bikin ketagihan! Ketika lo bisa mengubah cara pandang lo, belajar gak akan lagi jadi hal yang membebani lo, gak akan lagi jadi hal membosankan, bahkan lo gak perlu repot-repot mikirin gimana caranya supaya lo termotivasi belajar, karena belajar udah jadi hal yang menyenangkan. Masalahnya sekarang, gimana caranya mengubah paradigma kita tentang belajar, bahwa belajar itu bukan hal yang membosankan tapi justru menyenangkan? Emang bisa yah kita ngubah pola pikir gitu aja? Nah, khusus untuk pertanyaan ini, kita udah pernah bahas masalah ini secara lengkap banget sampai bener-bener tuntas di tulisan Zenius Blog sebelumnya. Gua saranin banget buat lo yang sangat bermasalah sama yang namanya MALES buat baca dua artikel di bawah ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 1 Apa Sih yang Membuat Kita Termotivasi? 2. Belajar Hanya untuk Mengejar Nilai Akademis Emang apa salahnya sih belajar untuk nilai akademis? Bukannya emang tujuan kita belajar itu cuma buat dapet nilai bagus, membanggakan orangtua, kuliah di tempat bergengsi, terus bisa gampang cari kerjaan yang bergaji besar, dan hidup bahagia selamanya?? Hehehe… hidup itu gak sesimpel itu, sebagaimana manfaat dari belajar juga gak sesempit hanya untuk mendapatkan nilai akademis yang bagus doang. Kenapa gua bilang kalo “Belajar hanya untuk ngejar nilai” adalah masalah utama dalam belajar? Karena nilai dari sebuah tujuan akan sangat berpengaruh pada bagaimana proses kita menjalaninya. Btw, lo pernah denger pepatah kuno yang udah ada turun temurun di kalangan pelajar Indonesia, bunyinya kurang lebih kayak gini “Anak yang nilainya selalu bagus biasanya akan kalah dalam hal kesuksesan karir, finansial, karya hidup, dan sebagainya dengan orang yang nilai waktu sekolahnya biasa-biasa aja.” Percaya atau nggak, menurut gue emang ada benernya juga sih walaupun gak selalu benar. Eit, tapi bukan maksudnya lo jadi nggak boleh rajin belajar yah... yang gua permasalahkan adalah Ketika lo belajar hanya untuk ngejar nilai akademis, lo akan selalu terpaku pada satu indikator yang seolah-olah paling bisa merefleksikan kesuksesan lo dalam proses belajar nilai akademis, padahal sebenernya bukan cuman itu indikator yang harus lo pikirin. Kalo lo cuma terpaku pada satu indikator doang cuman nilai dan prestasi akademis lo akan menutup banyak banget kesempatan dan peluang lain untuk belajar sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekedar nilai doang. Lo nggak akan belajar gimana serunya belajar tanpa perlu disuruh, tanpa mikir bakal keluar di ujian atau nggak, dan lo akan belajar hal yang manfaatnya akan jauh lebih melekat dalam diri lo sampai bertahun-tahun. Sekarang, lo coba deh iseng aja tanyain tutor-tutor Zenius di twitter, apakah waktu mereka SMA atau kuliah nilai akademisnya bersinar terang benderang sampai dinobatkan jadi siswa paling berprestasi?? Sejauh yang gua tau dari obrolan selewat sih, hampir semua tutor Zenius itu dulu nilai akademisnya biasa aja, nggak istimewa banget lah… tapi mereka menghabiskan masa sekolahnya untuk explore lebih banyak hal yang jauh lebih bermanfaat. Belajar memahami dunia lebih jauh, mengembangkan bakat, hobby, ngulik banyak hal yang gak dipelajari di sekolahnya, dan sebagainya. Itulah yang biasa gua bedakan antara studying dan learning, atau subjeknya belakangan ini sering gua sebut sebagai pelajar dan pembelajar. Anyway, buat lo yang masih ngerasa kalo belajar untuk nilai adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Apa bedanya studying dengan learning, atau apa bedanya pelajar’ dengan pembelajar’. Gua saranin banget lo buat baca artikel lama Zenius Blog di bawah ini deh, dijamin artikelnya bakal menginspirasi lo Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 2 Belajar untuk Nilai atau untuk…? Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga! 3. Menghakimi Diri “Gue kan Bukan Anak Pinter” “Ah gue kan emang bukan anak pinter, ya mau gimana lagi dong?” “Gue sih emang dari dulu gak pinter hafalan, jadi ya gua males belajar Sejarah dan nilai gue selalu jelek” “Gue kan orangnya dominan otak kanan, jadi wajar dong kalo gue bego urusan itungan seperti pelajaran matematika?” Sikap menghakimi diri sendiri baca fixed mindset ini gua anggep sebagai salah satu masalah utama yang paling gawat dalam belajar. Ibaratnya belum juga bertarung, tapi udah kalah duluan. Dengan lo menghakimi diri lo sendiri, lo seolah-olah menjadikan hal tersebut excuse atau alesan untuk terima nasib gitu aja, dan gak berusaha bangkit untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Padahal sebetulnya, tanpa lo sadari, mindset seperti itu justru yang membatasi lo dalam belajar, berkembang, dan mengevaluasi diri untuk jadi individu yang lebih baik. Ditambah lagi, seringkali guru bahkan orangtua lo juga memberi afirmasi terhadap justifikasi ini, misalnya dengan mengatakan kalo anak IPA itu dominan otak kiri jadi lebih jago hitung-hitungan, sementara anak IPS itu lebih dominan otak kanan, jadi lebih jago hafalan. Jadilah lo percaya kalo lo dominan otak kiri sehingga gak akan mungkin bisa main musik, atau lo yang otak kanan gak mungkin jago matematika. Padahal sebetulnya, dikotomi otak kanan dan otak kiri itu informasi yang ngaco banget dan udah pernah dibahas di artikel sebelumnya oleh tutor biologi Zenius Kak Pras secara lengkap. Kalo gua perhatiin, ada banyak banget murid zenius yang terjebak dengan pola pikir ini selama bertahun-tahun dan baru sadar setelah kenal sama zenius. Apakah mungkin jangan-jangan lo juga termasuk salah satu yang terjebak dengan pola pikir fixed-mindset seperti ini? Kalo iya, ini bahaya banget dan harus lo atasi sesegera mungkin. Serius, sikap menghakimi diri sendiri ini adalah salah satu masalah utama dalam belajar yang secara gak sadar sangat mempengaruhi persepsi lo terhadap diri lo sendiri. Nah untungnya, Kak Fanny udah pernah ngebahas masalah yang satu ini dari sudut pandang ilmiah secara komplit dan keren banget di artikel Zenius Blog sebelumnya. Buat lo yang ngerasa suka menghakimi diri sendiri, gua saranin wajib banget deh baca dua artikel keren di bawah ini, dijamin nggak akan nyesel! Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 3 Iya, gue kan emang bukan anak pinter, terus gimana dong? 4. Benci sama Mata Pelajaran Tertentu Ada nggak sih pelajaran yang lo benci banget sampai-sampai lo muak sama pelajaran tersebut? Believe me, I know how does this feels bro,sist… Emang yee rasanya kalo udah benci sama pelajaran tertentu tuh nyesek banget. Boro-boro mau belajar atau ngerjain latihan soal, nyentuh bukunya aja udah males, dengerin suara langkah guru masuk kelas aja bawaannya udah ngantuk. Kalo ada tugas pasti pengen nyalin punya temen terus, kalo ulangan nyontek, kalo belajar selalu nunda-nunda terus, rasanya nyiksa banget buat maksain belajar. Nggak kerasa, rasa benci ini numpuk terus selama bertahun-tahun makin lama makin akut sampai lo bener-bener muak dan pengen cepet-cepet lulus SMA supaya nggak akan pernah ketemu lagi sama pelajaran tersebut. “Ya tapi mau gimana lagi, kalau udah benci sama pelajaran tertentu terus harus gimana lagi dong? Kalau udah benci, emang bisa sayang?” Well, perasaan benci sama mata pelajaran tertentu kayak gini, emang salah satu masalah utama dalam belajar yang paling susah buat diatasi. Kenapa susah? karena lo harus melawan ego diri lo sendiri untuk keluar dari zona nyaman comfort-zone. Walaupun agak sulit, tapi bukan berarti hal ini nggak bisa dilakukan loh. So, please allow us to lift your burden… Seperti yang gua udah sebutin di atas, langkah pertama untuk mengatasi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya, baru kita coba atasi masalah itu tepat di akar permasalahannya. Nah, hal yang menyebabkan lo bisa benci mata pelajaran tertentu itu ada banyak banget, bisa jadi sebetulnya karena lo nggak suka sama cara ngajar gurunya, atau mungkin cara belajar lo salah. Bisa juga karena dari kecil lo terus-terusan kena sugesti dari kakak, temen-temen atau orangtua kalo pelajaran anu itu susah banget prime effect. Bisa juga karena lo nggak bisa nangkep esensi yang menarik dibalik ilmu tersebut, dan lo gak tau apa sebetulnya apa alasan, tujuan, dan kenapa lo harus mempelajari hal itu. Lagi-lagi nih, untuk masalah yang satu ini, Kak Sasa udah pernah ngebahas panjang lebar dengan penjelasan yang enak banget di artikel Zenius Blog sebelumnya. Di artikel tersebut, lo bisa paham lebih detail tentang kondisi psikologis manusia dalam memandang kegiatan yang dia suka/nggak, sekaligus juga tentang gimana cara mengatasinya. Buat lo yang masih bermasalah dalam belajar karena lo benci sama mata pelajarannya, gua sangat menyarankan lo untuk baca artikel Kak Sasa berikut ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 4 Gimana cara mengatasi pelajaran yang dibenci? 5. Cara Belajar yang Salah Nah ini dia nih, masalah belajar yang paling ngenes di antara yang lain. Ada banyak siswa yang sebetulnya udah cukup rajin, punya semangat yang tinggi buat melawan kemalasan, tapi sayangnya dia menyalurkan waktu dan energinya buat belajar dengan cara yang salah. Lo pernah nggak sih ngerasa udah belajar mati-matian tapi kok ngerasa nggak dapet ilmu apa-apa? Udah belajar siang malem eh tapi nilai ujian jelek, begitu beres ujian, ilmunya lupa semua, begitu ditanya pertanyaan yang nggak ada di buku cetak atau catetan langsung blank nggak ngerti apa-apa. Yak, kalo misalnya lo pernah ngerasain kayak gitu, kemungkinan besar sih cara belajar lo yang keliru. Emang apa aja sih cara belajar yang keliru? Okay, coba gua kasih list-nya sedikit yah… Berikut di bawah ini adalah common mistakes yang banyak dilakukan para siswa Belum ngerti konsepnya secara mateng, tapi udah langsung nyoba latihan hanya pada 1–2 sumber, biasanya sih buku cetak dan hasil nyatet di kelas pas diterangin tipe soal yang dulu pernah ditanyain dalam ujian yang = Sibuk menghafal rumus, tahun, istilah, nama orang, dsb. Nah loh, ada nggak di antara lo yang kalo belajar tanpa sadar ngelakuin salah satu dari keempat point di atas? Atau malah keempatnya semua dilakuin tiap kali lo belajar? Kalo jawaban lo iya, berarti lo udah menghambur-hamburkan waktu dan energi lo selama ini dengan metode belajar yang salah. Cara belajar yang gua sebutin di atas, akan menyebabkan lo akan terus berorientasi pada nilai akademis dan ilmu yang lo dapet akan hilang tepat begitu kertas ujian lo kumpulkan. Kan sayang banget yah, kalo investasi waktu dan energi lo buat meras otak tapi hasilnya cuman segitu doang. Padahal kalo aja lo tau cara belajar yang tepat, dengan usaha yang kurang lebih sama, lo bakal dapet hasil yang jauh lebih optimal. Terus, gimana dong cara belajar yang bener? Emang ada yah cara belajar yang bisa bikin ilmu nempel terus nggak lupa-lupa? Kita di zenius sih punya beberapa resep belajar yang bener-bener bisa bikin ilmu melekat di otak nggak lepas-lepas, biasanya proses belajar ini beken digunakan sama kalangan pengguna zenius secara turun temurun dengan istilah DELIBERATE PRACTICE. Apaan tuh deliberate practice? Singkatnya sih deliberate practice adalah proses belajar yang bener-bener menuntut pemahaman lo secara mendalam untuk kemudian dilatih secara penuh untuk setiap elemen yang terkait dengan ilmu tersebut. Contohnya aja nih, kalo lo mau belajar jago main sepak bola. Lo nggak akan bisa sampai bener-bener jago kalo lo cuma mengandalkan sering-sering main bola sampai temen-temen kompleks. Terus, gimana dong cara belajar yang tepat? Pertama, lo harus melatih skill-skill yang mendasar dulu, seperti membangun stamina, ketahanan fisik yang oke. Baru abis itu lo belajar dulu cara giring bola yang bener, cara nahan bola yang bener, keterampilan kaki kanan dan kaki kiri yang seimbang, dsb. Kalo lo udah punya skill dasar yang oke, baru lo coba latihan tanding sesekali, abis itu lo evaluasi apa aja yang masih jadi kelemahan lo. Itulah cara belajar deliberate practice. Metode belajar seperti main bola itu juga bisa lo lakukan dalam belajar hal apa pun, termasuk juga dalam belajar matematika, fisika, sosiologi, ekonomi, dan mata pelajaran lainnya. Nah, buat lebih jelasnya, lo bisa coba baca beberapa referensi artikel yang pernah ditulis zeniusBLOG sebelumnya tentang cara belajar yang tepat. Buat lo yang sampai sekarang cara belajarnya masih mengandalkan 4 point contoh gua di atas, wajib banget baca artikel di bawah ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 5 Cara Belajar yang Benar Deliberate Practice! Apa bedanya Deliberate Practice dengan Practice Biasa? Apa Pentingnya Membuktikan Rumus? 6. Semangat Belajar yang Nggak Konsisten Kalo lo udah mengatasi masalah-masalah di atas, artinya lo udah punya persepsi dan cara pandang yang tepat dalam melihat proses belajar. Lo udah tau bahwa belajar adalah sebuah kegiatan yang seru, yang sebetulnya gak perlu dibenci, gak sepatutnya didasarkan hanya pada nilai akademis, dan lo juga udah tau teknik belajar yang tepat. Berarti lo tinggal mengatasi satu masalah terakhir dalam proses belajar, yaitu masalah kedisiplinan. Disiplin yang gua maksud itu bukan berarti segalanya harus tepat waktu, ngikutin jadwal belajar, dsb. Instead, inti dari kedisiplinan itu Lo konsisten dalam ngerjain segala sesuatu sesuai dengan tujuan yang mau lo capai. Itulah kenapa gua taro point masalah ini jadi yang nomor terakhir, karena sebelum lo mengasah kedisiplinan lo dalam belajar, lo harus punya persepsi belajar yang bener dan tujuan yang jelas kenapa lo harus ngelakuin semua hal ini. Sebelum pola pikir lo tentang belajar itu bener, gua jamin lo gak akan pernah bisa punya semangat belajar yang bener-bener konsisten. Okay, terus gimana dong metode yang paling tepat untuk bisa memiliki semangat belajar yang konsisten, untuk bisa memiliki kedisiplinan sehingga lo bisa memanfaatkan waktu lo secara efektif? Nah, untuk masalah ini bakal bisa jadi panjang banget pembahasannya, tapi untungnya, gua udah pernah nulis artikel yang secara khusus ngebahas tentang gimana caranya kita supaya bisa manfaatin waktu secara optimal. Selain itu, Sabda juga udah pernah ngebahas time-management ini di Buat lo yang punya masalah dalam kedisiplinan dan cara mengatur waktu, gua saranin buat baca artikel dan video berikut di bawah ini Artikel & Video Rekomendasi Masalah Belajar 6 Apa sih yang Membuat Kita Bisa Konsisten dengan Komitmen Kita? Gimana sih Cara Manfaatin Waktu Secara Optimal? Time Management Skill ———–****———– Okay, demikianlah pembahasan gua tentang masalah utama dalam belajar dan juga beberapa tips dan link referensi yang moga-moga bisa jadi solusi yang tepat buat gaya belajar lo. Apa yang gua tulis di sini, mungkin gak akan bisa lo praktekan secara instant dalam proses belajar lo hari ini atau besok. Gua yakin lo emang butuh waktu dan proses yang gak sebentar, untuk bisa mulai mengubah paradigma lo dalam memaknai esensi dari belajar itu sendiri, ngubah cara belajar lo jadi lebih efektif. Mulai belajar menyukai pelajaran yang sebelumnya lo benci setengah mati, mulai disiplin dalam mengatur waktu, dan sebagainya. Tapi pada intinya, gua harap tulisan gua ini bisa jadi modal patokan buat lo, untuk bisa mengatasi berbagai masalah lo dalam belajar. Okei? Anyway, mungkin ada beberapa di antara lo yang baca tulisan ini yang skeptis dan ragu. Emang bisa yah, belajar itu nggak jadi beban dan malah bisa dinikmati? Emang bisa yah kita jadi suka sama pelajaran yang selama ini kita benci? Apa betul kalo cara teknik belajar yang diajarin zenius itu bisa bener-bener ngaruh? Emangnya ada yah orang yang mau belajar tanpa mikirin soal nilai akademis? Kalo bukan nilai akademis, terus apa dong standard atau indikator yang tepat dalam menunjukan kalo cara belajar kita udah tepat? Naaahh… semua pertanyaan dan keraguan lo itu, mungkin bisa kita lihat aja sama-sama buktinya dengan ngeliat beberapa potongan screenshoot mention audience twitter zenius yang gua tunjukin di bawah ini. Kalo gambarnya terlalu kecil dan gak kebaca, tinggal klik aja gambarnya, nanti otomatis open new tab. Gimana, udah baca semua potongan mention audience zenius twitter di atas? Dari situ, gua cuma mau buktiin ke lo aja, bahwa apa yang selama ini zenius perjuangkan, untuk mengubah paradigma para pelajar di seluruh Indonesia dalam memaknai belajar, sedikit banyak udah mulai menuai hasil positif. 🙂 Ketika lo ngerasa belajar itu sesuatu yang asik, seru, menyenangkan, dan bahkan bikin lo ketagihan. Ketika lo yang tadinya anti sama mata pelajaran tertentu terus berubah malah jadi cinta. Ketika lo belajar nggak kenal waktu sampai berjam-jam tanpa disuruh sama siapa-siapa. Ketika lo malah lebih milih belajar waktu jam kosong di kelas pas guru nggak masuk kelas, di waktu liburan atau bahkan waktu UAS baru aja beres… Itulah indikator yang menurut gua jauh lebih merepresentasikan BELAJAR yang sesungguhnya. Itulah yang menunjukan bahwa lo udah melihat belajar bukan lagi sebuah proses “studying” melainkan proses “learning“. Itulah yang membedakan yang namanya pelajar, dengan yang namanya seorang PEMBELAJAR. Mungkin indikator seperti ini emang nggak betul-betul bisa diukur secara presisi sebagaimana nilai akademis. Tapi gua yakin, para pembelajar yang nama-namanya terpampang dalam screenshoot di atas, telah memperoleh sesuatu yang jaauuuh lebih berharga daripada hanya sekedar nilai akademis doang, yaitu The Joy of Learning! 🙂 Catatan Editor Mau ngasah otak dan kemampuan berpikir lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning dan latihan soal CorePractice, lo bisa tingkatin skill matematika, bahasa Inggris, sekaligus verbal dan logika. Ketuk banner di bawah buat mulai cobain! Oh iya, kalo ada di antara lo yang pengen tau cara jitu belajar yang cuman dimiliki sama Zenius, lo bisa langsung cek video YouTube di bawah ini ya
Denganmenawarkan produk barang atau jasa terbaik dan luar biasa, Anda akan selangkah lebih maju dari kompetitor. 3. Menjaga Loyalitas Pelanggan. Tidak peduli seberapa menarik atau mewahnya tampilan situs web Anda, jika Anda tidak bisa membangun kepercayaan dan kesetiaan pelanggan, bisnis menjadi semakin keras perjuangannya dari hari ke hari.
Perlukesadaran, dengan mengetahui masalah yang sedang dihadapi maka kegiatan belajar pun akan semakin lancar. Yuk ketahui apa kesulitan dalam belajar bahasa Inggris yang biasa dihadapi lengkap dengan solusinya. Baca Juga : Kursus PTE Jakarta. Table of Contents. Kesulitan dalam Belajar Bahasa Inggris dan Solusinya. 1. Kurangnya Rasa Percaya Diri
MALANG - Pandemi Covid-19 menyebabkan sistem pembelajaran berubah menjadi dalam jaringan daring sepenuhnya. Situasi ini telah menimbulkan empat masalah bagi mahasiswa di berbagai perguruan dari Universitas Brawijaya UB, Ari Pratiwi mengatakan, kuliah daring menyebabkan berbagai permasalahan mulai dari kecemasan hingga stress. Pada faktor akademik misalnya, mahasiswa mengalami kesulitan atau kurang jelas dalam memahami materi yang diberikan dosen. Ini bisa disebabkan media belajar hanya berupa Power Point PPT atau suara teks koneksi internet belajar juga dapat disebabkan oleh sinyal internet untuk daerah tertentu yang bermasalah. Hal ini membuat mahasiswa mengalami kesulitan mencari informasi tugas dan mengikutinya. "Serta juga bisa disebabkan banyaknya tugas tidak sebanding dengan minimnya penjelasan dosen," ucap daring juga menyebabkan masalah pribadi seperti pola pikir negatif dan over thinking. Kemudian selalu merasa cemas, stress, tertekan dan kesepian. Situasi ini bisa karena masalah akademik, kondisi Covid-19, keluarga dan keluarga mahasiswa juga bisa mempengaruhi kualitas belajar mahasiswa selama mengikuti pembelajaran daring. Mereka misalnya sedang terlibat konflik permasalahan dengan keluarga yang tidak diinginkan. Lalu lingkungan keluarga yang tidak mendukung, masalah ekonomi atau keuangan karena beberapa orang tua tidak bekerja atau penghasilan menurun karena Covid-19. "Serta adanya pola asuh otoriter, keras, dan tradisional sehingga membuat mahasiswa tertekan," pada faktor sosial, mahasiswa misalnya tidak dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga merasa kesepian terisolasi dan tertekan. Kemudian mengalami perasaan bosan di rumah terus-menerus dan kurangnya komunikasi dengan orang membantu permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa, Ari menyebutkan, beberapa tips yang bisa dilakukan oleh dosen penasihat akademik. Menurut Ari, mahasiswa pada dasarnya hanya ingin didengar oleh orang. "Terkadang dengan kita menjadi pendengar si mahasiswa yang sedang melakukan konseling bisa menemukan permasalahannya sendiri," kata masalah mahasiswa junior, dosen penasihat akademik harus mampu menjaga rahasia. Dosen perlu memanfaatkan jaringan pertemanan dan memperkuat hubungan remaja dengan menyelami dunia remaja. Salah satunya dengan mencari tahu tren remaja terkait bahasa gaul dan media untuk mahasiswa tingkat akhir atau senior, dosen pembimbing akademik harus menggali informasi seperti masalah yang dihadapi. Kemudian mencari tahu sejarah, dan psikososial latar belakang keluarga dan peristiwa siginifikan. Dosen pembimbing akademik diharapkan memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, terutama masalah pernikahan dan Pascasarjana UB, Andi Hartik berpendapat, pembelajaran daring sebenarnya memiliki sisi untung dan rugi tersendiri. Sisi untung dapat dirasakan oleh mahasiswa yang sambil bekerja. "Kuliah daring menguntungkan karena kuliah bisa di mana saja," ungkap pria asal Madura ini kepada Republika, Senin 23/8.Di sisi lain, kuliah daring kurang mampu membangun ikatan emosi yang utuh antara dosen dan mahasiswa. Padahal aspek ini penting dibentuk agar transfer ilmu bisa berjalan maksimal. Dengan ikatan emosional yang kuat, pemahaman keilmuan bisa tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Уснуф κоጭ ኻч
Иսиኤасе врሒст
Ոնюдυջኗ емልχоկኽላу ξու
Αሀаኼещ ոኇуβ
ነабυ гугл фаκ
Инሻхեскቧπ ժу е
ጨсխዧипխжо θጡիкιцу
ተо խζагиሌиб г
PROBLEMATIKADAKWAH MASA KINI DAN SOLUSINYA. Oleh: Ahmad Rusydi. Ketua Bidang Kajian Keislaman LDK UIN Syahid 2008-2009. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosat Islamiyah Al-Hikmah Jakarta. Jakarta, 21 Maret 2009. Perkembangan dakwah di Indonesia saat ini memilki kelebihan dan kekruangan, kelebihannya antara lain sudah
– Apakah kalian mahasiswa pernah mengalami sudah bayar SPP tapi kenyataannya belum tercatat telah membayar? Seperti itulah salah satu masalah yang terjadi ketika perguruan tinggi tidak memiliki SIAKAD kampus. Sistem informasi akademik SIAKAD kampus merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mengelola perguruan tinggi, baik itu PT besar maupun kecil sekalipun. Faktanya, keberadaan teknologi informasi untuk mengelola data kampus sangat diperlukan mengingat banyaknya data mulai dari proses registrasi masuk hingga proses perkuliahan yang bisa ditangani oleh sistem informasi. Walaupun kita sudah tahu bahwa peran sistem informasi begitu penting untuk sebuah perguruan tinggi, namun beberapa civitas kampus masih memilih untuk mengelola data yang ada secara manual, salah satu permasalahannya adalah kurangnya alokasi dana. Pengelolaan data kampus secara manual atau konvensional bukan hanya berdampak pada pihak perguruan tinggi seperti adanya indikasi human error pada pengelolaan data, tetapi juga berdampak langsung pada mahasiswa, ini harus jadi perhatian pihak kampus. Inilah 10 problem yang dialami mahasiswa ketika kampus tidak memiliki sistem informasi akademik kampus 1. Ribet Saat Proses Registrasi dan Pembayaran Awal Ketika melakukan pembayaran atau registrasi ulang di kampus baru, akan melewati berbagai macam proses yang begitu ribet, seperti pengisian biodata diri, dan juga antri di loket pembayaran kampus. Namun akan berbeda jika kampus telah menggunakan sistem informasi akademik yang telah terintegrasi dengan sistem pembayaran online seperti SEVIMAPay, bisa dipastikan masalah diatas tidak akan terjadi. 2. Masalah Pengumuman Tes Membutuhkan Waktu yang Lama Seusai ujian masuk, jika proses tes ujian masuk di kampus tempat mendaftar menggunakan metode tes dengan cara manual, setidaknya membutuhkan waktu minimal satu minggu untuk memastikan apakah mahasiswa diterima atau tidak di kampus idaman mereka. Berbeda jika di kampus telah menerapkan sistem Computer Basesd Test CBT, dengan CBT pengumuman kamu diterima atau tidak bisa lebih cepat, bahkan bisa ketahuan hari itu juga, apalagi CBT sudah terintegrasi dengan SIAKAD. 3. Masalah Kesalahan Dalam Catatan Pembayaran Apakah kalian mahasiswa pernah mengalami sudah bayar SPP tapi kenyataannya belum tercatat telah membayar? Atau kuliah hingga semester akhir tapi tidak sekalipun membayar SPP? Hal ini bisa saja terjadi jika ada kelalaian dalam pencatatan pembayaran akademik. Dengan sistem informasi pembayaran mahasiswa, proses pembayaran bisa jauh lebih mudah. Dengan sistem SEVIMAPay dengan mitra bank, mahasiswa bisa langsung transfer dari ATM, atau pembayaran apapun tanpa harus ke loket pembayaran di kampus, dan otomatis akan tercatat oleh sistem. 4. Masalah Kesalahan data saat input KRS Pada saat pengisian KRS dan adanya kesalahan input data pada akademik, ini akan menjadi problem tersendiri untuk mahasiswa, antara waktu perbaikan, dan juga penyesuaian dengan jadwal mata kuliah lainnya. 5. Masalah Tidak Kebagian Kelas setelah KRS-an Bukan hanya permasalahan Kartu Rencana Studi KRS, tetapi masalah pada pembagian kelas setelah penentuan mata kuliah kerap terjadi, hal ini tentunya akan menghambat proses perkuliahan mahasiswa yang tidak kebagian kelas setelah masa KRS, bahkan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk masalah yang satu ini. 6. Masalah Jadwal Perkuliahan Berubah tidak Menentu Pada penerapan jadwal kuliah sering berubah-ubah, mungkin ini bisa menjadi masalah utama bagi mahasiswa, untuk itu jika pengumuman perubahan jadwal perkuliahan sudah menggunakan aplikasi perkuliah EdLink dan sudah terintegrasi dengan sistem informasi akademik pastinya jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan pengumuman yang ditempel di papan pengumuman. 7. Masalah Tidak Terupdatenya Nilai Mata Kuliah Nilai mata kuliah yang keluar tidak sesuai dengan yang sebenarnya? Untuk memperbaikinya tentunya harus menunggu sampai KHS keluar, bagaimana dengan perbaikannya? Akan memakan waktu yang tidak sedikit untuk crosscek nilai satu-persatu dari sekian banyak Mahasiswa. 8. Masalah Yudisium yang Terhambat Karena Tunggakan Pustaka Proses yang seharusnya bisa selesai lebih cepat akan terhambat karena masalah peminjaman buku yang tidak tercatat dengan baik di perpustakaan kampus. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan karena human error, misalnya proses pencarian jenis buku yang dipinjam, denda yang harus dibayar, dll yang tentunya akan menghambat proses yudisium. 9. Masalah Alumni Tidak Memilki Media Penghubung Para alumni tidak memilki media penghubung dengan perguruan tinggi, sehingga setelah lulus mendapat pekerjaan ya sudah menjadi urusan alumni itu sendiri, padahal alumni juga masih menjadi tanggung jawab perguruan tinggi untuk memastikan bahwa alumninya diterima oleh industri dan juga menjaga kesesuaian pekerjaan dengan jurusan yang diambil Maka dengan adanya SIAKAD yang terintegrasi dengan Center & Tracer Study akan mampu menjadi pusat pelatihan serta media penghubung antara perguruan tinggi dengan alumninya. Tentu dengan adanya sistem ini, berbagai informasi dari alumni seperti informasi domisili alumni, dan lain sebagainya bisa di share dengan mudah kepada Instansi maupun alumni lainnya. 10. Masalah Data tidak Ada di Forlap PDDikti Sudah tidak asing lagi, bahwa saat ini Seluruh perguruan tinggi harus melaporkan data akademik ke Feeder PDDikti, agar data akademik bisa ditampikan di Forlap Dikti. Laman Forlap Dikti adalah informasi yang berasal dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi PDDikti yang merupakan kumpulan data perguruan tinggi secara nasional yang dikelola Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti. Dengan kesamaan data yang ada di laman PDPT Dikti / Forlap Dikti, maka secara sah pengakuan atas keberadaan mahasiswa akan bisa diakui dan bisa digunakan sebagai rujukan. Solusi terbaik dalam membangun sistem yang handal memang harus mempunyai planning yang matang dan tentu juga berpartner dengan pengembang yang sudah berpengalaman dalam bidang pengembangan sistem infromasi akademik, dan mampu memahami masalah kampus dan mempunyai solusi yang tepat. siAkad Cloud adalah produk andalan SEVIMA yang telah membantu banyak perguruan tinggi dalam mempermudah pengelolaan administrasi akademik, selain itu implementasinya pun singkat dan ringkas karena kampus tidak perlu menyiapkan infrastruktur, seperti server dan lainya. Dan juga tidak perlu tambahan tim IT untuk mengelolanya, karena telah di konsep sesederhana mungkin. Anda bisa langsung melakukan permintaan demo disini Mengenal SEVIMA SEVIMA merupakan perusahaan Edutech education technology yang telah berkomitmen selama 18 tahun dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll. dengan 99% keberhasilan implementasi melalui sistem informasi siAkadCloud