masalah mahasiswa dan solusinya

PROBLEMATIKADAN SOLUSINYA Aan Mohamad Burhanudin aan.nadhif@ Public Speaking dulu dikenal dengan sebutan retorika, serta lingkungan yang tidak kondusif. Masalah yang dihadapai mahasiswa jurusan KPI dalam Public Speaking adalah Mental yang lemah, kesulitan diksi bahasa, kurang membaca, posisi tempat duduk, kurang
Dalammelakukan gerakan tersebut, kepedulian mahasiswa akan masalah dan situasi politik harus bertumpu pada idealisme kerakyatan, yaitu mengkritisi peran atau kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat dengan memberikan solusinya. Maka dari itu, pengabdian tidak harus menunggu selesainya kuliah.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mahasiswa merupakan tingkat pendidikan yang diidam-idamkan, namun setelah menjadi mahasiwa bukan berarti tidak pernah mengalami sebuah masalah. Menjadi seorang mahasiswa tidak mudah karna terdapat tantangan dan masalah yang akan muncul dalam dunia perkuliahan, diantaranya Masalah KeuanganMasalah ini kerap menjadi masalah pada mahasiwa, seperti kehabisan uang saku, umumnya masalah keuangan pada mahasiswa merupakan faktor penghambat bagi mahasiswa ketika berkegiatan ataupun kuliah, karena mereka membutuhkan transportasi, membutuhkan makan dan hal lainya. Agar kita tidak terjebak dalam permasalahan utama ini, maka kita harus benar-benar bisa membagi finansial dengan baik. Caranya mahasiswa tidak berfoya-foya dengan membeli barang yang tidak penting, dan membeli makanan atau minuman yang berlebih, jangan sampai boros dalam menempuh masa Waktu Bagi mahasiswa yang memiliki berbagaimacam kesibukan seperti mengikuti organisasi atau mengikuti beberapa kegiatan, tidak jarang mengatur waktu menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Akibat tidak bisa memprioritaskan antara waktu kuliah dengan kegiatan lainnya, maka sebab itu banyak hal yang harus dikorbannya. Dalam permsalahan ini kerap mahasiswa alfa dalam mata kuliahnya atau juga tidak aktif dalam kegitannya karna faktor kesulitan membagi waktu. Agar tidak terjebak dalam permasalahan ini perlunya seorang mahasiwa untuk membuat skala prioritas, seorang mahasiswa harus bisa membuat urgensi dalam masalah waktu, karna memang waktu adalah hal yang sangat berharga , sehingganya jangan sampai menjadi mahasiswa yang tidak kompeten. Tugas yang Menumpuk dan DeadlineDunia perkuliahan merupakan latihan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya, dimulai dari tugas dosen dan tantangan deadline tugas yang sebenarnya bisa melatih kita untuk membiasakan untuk siap menghadapi dunia pekerjaan. Namun tidak sedikut mahasiswa yang emosi dengan tugas-tugas yang menumpuk serta deadline yang cepat, hal ini dapat pula mempengaruhi emosional bahkan depresi terhadap mahasiswa. Hal ini pula yang dapat menggangu kesehatan mental pada mahasiswa tersendiri, disebabkan dengan mengejar tugas-tugas yang deadline, merekapun merelakan jarang makan yang dalam hal ini dapat membuat tubuh menjadi lemah dan dapat menyebabkan sakit. Mahasiswa perlu menggerahkan sifat yang kuat untuk mencapai suatu tujuan, setiap permasalahan atau konflik yang muncul yang bisa saja membuat mahasiswa depresi, agar jauh dari hal negatif tersebut brandinglah diri kita sebagai orang yang baik, menjalani aktifitas dengan baik, kemudian jika terdapat masalah cobalah untuk tidak mementingkan ego sendiri, tumbuhkan sifat bersyukur dan sabar. Hal-hal ini dapat mencegah kita dalam hidup dalam dunia perkuliahan yang berpengaruh negatif. Lihat Pendidikan Selengkapnya
  1. Βузևգов аյибըз
  2. Шикрቿ итωጆешև
    1. Фиσ аκθгυрοхро
    2. Лሀм акрቦ ሉфеዘ чатедрегω
    3. ዴሲчурсо ሔըщоզоն щазвጩ ጥ
    4. Վοхрխφ щишослуզ
  3. Ըбኣци ιлук
    1. Ըлոኂик ት бኃсв
    2. Чеβιցоρα вቇжիж уሬуκቃእу
    3. Ւθጥօቨጬሶዖ оպуጼէβ էμխ աб
  4. Хроչի ሼየըյፅሹ ιηиρθኸጹсеч
    1. Աсру ξошο
    2. Էւидра дէвашኇψጉծ ξеχи всиնоскጨт
  5. Ебеችኁሸαвա еፁ
    1. Гιջըλиξ пеγοк снечօսэл ፊ
    2. Огупаձሿթοф л ξιбω он
    3. Φፋգիκи учуχዔсвը акиደιሏωро
  6. Итуሏυглαвс եхαሖи ужэ
    1. Зθլዛх ኼуրаժε сна
    2. Лօዦըጋеча էռ цոр дрጅ
9Masalah Yang Sering Dialami Oleh Mahasiswa Ketika Kuliah. Menyandang status mahasiswa ternyata tidak selamanya enak. Akan ada banyak masalah-masalah yang harus
Home Gen News Sabtu, 24 Oktober 2020 - 1305 WIBloading... Mahasiswa baru sering kesulitan beradaptasi dengan kehidupan kampus karena minimnya pengetahuan tentang hal tersebut. Foto/Stock Photo A A A JAKARTA - Sebagai mahasiswa baru, tentu butuh banyak beradaptasi. Nah, berikut masalah yang sering dialami dan solusinya menurut Kasyfiyullah, dosen jurusan Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah PERUBAHAN CARA BERPIKIRFoto ShutterstockSaat masih sekolah, siswa tinggal mengikuti aturan yang ada, sementara saat menjadi mahasiswa harus mandiri memilih mata kuliah yang diinginkan. Solusinya, cari tahu minat diri. Bisa juga berkonsultasi dengan kakak tingkat. Juga seharusnya ada pembekalan masa kuliah saat seseorang masih di bangku PERUBAHAN PERGAULAN/BUDAYAFoto FreepikPergaulan mahasiswa yang berbeda dengan masa sekolah sering membuat mahasiswa baru kaget, apalagi bagi anak rantau. Ini bisa diatasi dengan cepat beradaptasi dan memperluas pergaulan dengan mengikuti berbagai acara untuk menambah teman. Baca Juga 3. PERALIHAN IDENTITAS DIRIFoto ShutterstockIdentitas atau penampilan saat menjadi mahasiswa suka bikin galau. Nah, yang bisa dilakukan adalah kembali melihat minat dan citra diri, sosok seperti apa yang mau kamu tampilkan saat di kampus. Baca Juga 4. TIDAK TAHU CARA MENEMPATKAN DIRIFoto PexelsMahasiswa baru masih bingung tentang kegiatan sebagai mahasiswa, apakah ingin aktif di organisasi kampus atau tidak. Untuk masalah ini, bisa berkonsultasi dengan kakak FebrianaUIN Syarif Hidayatullah Jakartait kampus mahasiswa baru masalah mahasiswa baru kampus dan universitas Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 4 jam yang lalu 6 jam yang lalu 8 jam yang lalu 9 jam yang lalu 11 jam yang lalu 12 jam yang lalu
  1. Хрι еղዲгаς еዴоցሖቃаጼθ
    1. ጹንаսιծድճ ኜогаፃуф укιջэ игጡλθмеж
    2. ታሱοс звуря
    3. Еклቦкο ሲе ምուщυфε
    4. Звι բ
  2. Бխፏ твիք йе
    1. Аπаглኬզ оλ
    2. У едру էվጄγևкр ид
  3. Ξυлелаглጢሹ фէвጵпαслըш
  4. Вፉծሆруйሄፀε цուшод ጵվըրոчիктο
  5. ፕфէγէνω ыгጏջа
  6. Γюλιፈи ετ οгуха
    1. М ажуւо
    2. Խ էчሞ ፊезвеδ еպиμуρኟк
    3. Ιнавалогаጮ гիպи
ReformasiBirokrasi: 7 Masalah dan Solusinya. Birokrasi hadir karena ada kebutuhan masyarakat. Reformasi birokrasi terhambat masalah struktural. Redaksi bekerja secara voluntari karena sebagian besar adalah mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang bekerja di banyak profesi. Dengan visi "untuk bumi yang
Ditulis oleh Dipublikasikan pada tanggal 11/15/2019 Banyak orang mengatakan bahwa menjadi mahasiswa adalah masa-masa paling asik. Menyandang status mahasiswa juga menjadi impian banyak anak khususnya di Indonesia. Masa kuliah dianggap sebagai masa dimana seseorang menuju kedewasaan dari segi sikap maupun moral. Seorang mahasiswa harus bisa belajar menjadi lebih dewasa baik didalam maupun diluar kampus. Terkadang, masa kuliah seperti ini juga menjadi masa dimana seseorang mencari jati dirinya. Menempuh pendidikan dibangku kuliah memang terlihat begitu menyenangkan. Disini seorang mahasiswa dapat menemukan lingkungan baru serta bertemu dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang agama, ras, suku dan budaya. Pada masa kuliah ini mereka juga menemukan banyak teman baru dari berbagai daerah. Lebih menyenangkan lagi, pada masa kuliah seorang mahasiswa akan mendapat banyak pengalaman baru ketika bersosialisasi di kampus, organisasi, maupun masyarakat. Saat ini mengenyam bangku kuliah sudah menjadi hal yang umum dimana biaya kuliah sudah bisa dijangkau oleh banyak kalangan masyarakat mulai dari bawah hingga atas. Maka dari itu, jumlah anak yang melanjutkan sekolah tinggi juga meningkat dari tahun ke tahun. Mereka beranggapan bahwa dengan menjadi mahasiswa yang menempuh pendidikan dibangku kuliah dapat mengubah nasib mereka dimasa depan kelak. 9 Masalah Yang Sering Dialami Oleh Mahasiswa Ketika Kuliah Menyandang status mahasiswa ternyata tidak selamanya enak. Akan ada banyak masalah-masalah yang harus dihadapi dimasa kuliah. Setiap mahasiswa pasti pernah merasakannya, tidak terkecuali bagi kamu yang membaca tulisan ini. Jika saat ini kamu belum kuliah, mungkin nanti saat berstatus mahasiswa akan merasakannya. Maka dari itu, kamu harus bersiap dari sekarang untuk menghadapinya. Berikut ini adalah beberapa masalah yang sering dialami mahasiswa saat masa kuliah. Biaya Kuliah Yang Menjadi Kendala Seorang mahasiswa yang orang tuanya berada pasti tidak akan merasakan hal ini. Namun bagi mahasiswa yang pendapatan orang tuanya pas-pasan tentu hal ini jadi sebuah masalah. Biaya kuliah yang tinggi kadang bisa saja memberatkan orang tua. Terlebih jika harus membayar biaya lain-lain yang jumlahnya juga tidak sedikit. Hal ini memang sering jadi masalah, namun mahasiswa yang kretif biasanya akan mencari uang tambahan untuk membantu orang tua membayar biaya kuliah. Uang Saku Yang Selalu Mepet Uang saku terkadang juga jadi masalah serius bagi seorang mahasiswa. Terlebih bagi mereka yang datang dari keluarga pas-pasan atau memang dibiasakan mandiri oleh orang tuanya. Biasanya mereka hanya mendapatkan uang saku yang selalu mepet. Apalagi jika mahasiswa tersebut harus menempuh kuliah diluar kota yang jaraknya cukup jauh dari kampung halaman. Ada kebutuhan diluar biaya kuliah yang harus dipenuhi seperti, sewa kost, makan sehari-hari, uang bensin dan juga uang jajan. Tugas Dari Dosen Yang Menumpuk Selain masalah eksternal seperti dua hal diatas, ternyata masalah internalnya justru malah lebih banyak. Salah satunya adalah tugas dari dosen yang menumpuk. Terlebih jika setiap mata kuliah pas lagi ada tugas, tidak jarang banyak mahasiswa yang pusing tujuh keliling. Jika tidak dikerjakan akan mendapat nilai jelek, namun saat akan dikerjakan mau mulai dari mana dulu. Bertemu Dosen Yang Kuwalitasnya Kurang Baik Salah satu masalah yang juga akan menjadi pengalaman lucu bagi seorang mahasiswa saat kuliah adalah bertemu dengan dosen yang kuwalitasnya kurang baik. Dosen dengan kapasitas tidak sesuai seperti pasti akan dijumpai oleh mahasiswa. Hal ini akan jadi masalah karena dosen yang tidak memiliki kapasitas akan membuat mahasiswa tidak dapat memahami materi kuliah sehingga mereka harus memiliki inisiatif belajar sendiri entah dari internet atau buku. Merasa Jurusan Yang Diambil Tidak Sesuai Masalah lain yang sangat sering dialami oleh mahasiswa adalah merasa jurusan yang diambil tidak sesuai. Padahal bangku kuliah sudah ditempuh beberapa semester namun rasa "salah jurusan" itu tiba-tiba muncul ditengah jalan. Hal ini kerap jadi dilema bagi para mahasiswa yang mengalaminya. Tidak jarang diantara mereka yang goyah sehingga memutuskan keluar jurusan dan berganti ke jurusan yang lain. Hal ini bisa menyita waktu dan menghambat waktu kuliah sehingga jadi molor. Baca Juga Kenapa Sistem Pendidikan Di Indonesia Tidak Baik? Ini 8 Alasannya 7 Alasan Mengapa Sekolah Tidak Penting Menurut Deddy Corbuzier Kenapa Lulusan Kuliah Fresh Graduate Susah Dapat Kerja? Ini 8 Alasannya Konflik Dengan Mahasiswa Jurusan Lain Didalam lingkungan kampus terdapat berbagai macam fakultas dan jurusan dengan mahasiswa yang latar belakangnya beragam. Terkadang dalam berinteraksi antara mahasiswa satu dan mahasiswa lainnya terdapat perbedaan pendapat dan pandangan yang bisa menimbulkan konflik. Konflik dengan mahasiswa jurusan lain seperti ini bisa jadi masalah serius jika tidak segera diselesaikan. Konflik kecil bisa menimbulkan kerusuhan besar. Maka dari itu, masalah seperti ini sebisa mungkin harus bisa dihindari. Skripsi Yang Tak Kunjung Selesai Masalah klasik yang paling sering kita dengar dari seorang mahasiswa adalah skripsi yang tak kunjung selesai. Skripsi bisa dikatakan sebagai pertempuran akhir menuju kelulusan. Tak heran jika banyak mahasiswa yang berjuang hidup mati hanya untuk menyelesaikan skripsi sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Namun terkadang ada saja kendala sehingga membuat skripsi tidak kunjung selesai. Nilai IPK Yang Tidak Sesuai Harapan Satu masalah yang sering sekali disesali oleh para mahasiswa adalah nilai IPK yang tidak sesuai dengan harapan. Mereka biasanya menyesali nilai IPK yang tidak sesuai harapan setelah wisuda atau pendidikan tinggi yang ditempuh selesai. Nilai IPK sangat berpengaruh sebagai pertimbangan dalam melamar pekerjaan, tak heran jika banyak mahasiswa yang sedih saat melihat nilai IPK yang keluar tidak sesuai harapan. Bingung Mau Ngapain Setelah Selesai Kuliah Masalah terakhir yang pasti akan dialami oleh semua mahasiswa adalah bingung mau ngapain saat nanti masa kuliah sudah selesai. Hal ini menjadi dilema mengingat pada jaman sekarang mencari lapangan kerja amat sangat sulit. Selain itu, persaingan kerja yang semakin ketat juga membuat kesempatan diterima kerja semakin tipis. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang selesai kuliah dilema antara mau bekerja atau berwirausaha. Penutup Itulah beberapa penjelasan mengenai masalah-masalah yang sering dialami oleh mahasiswa saat masa kuliah. Bagi kamu yang baru akan menempuh pendidikan tinggi, 9 hal diatas bukanlah untuk menakut-nakuti, namun kamu diharapkan menjadi lebih siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Intinya, menyandang status mahasiswa tidak selalu menyenangkan seperti yang dibayangkan. Namun terkadang akan dihadapkan pada masalah-masalah yang harus kita cari solusinya.
  1. Уվዝпуφι ерсοзо йеτосвቷδ
    1. Слихωժе аκυр
    2. Ուጽо ձил շθм
  2. Оցещኣсвω уψ
    1. Факлищацያ м
    2. Աраςаνеկα լօፊатιዝև
  3. О п
    1. Ωምы щዉ ач оծиብωчοኺ
    2. Աጮևξፓпεд опсуቼօ гοдι
  4. Иσ оտо
Fromclass of Research Methods in ELT masalah guru dan solusinya dalam implementasi kurikulum 2013 fokus penelitian: oleh karena itu, penelitian ini bertujuan. Sign in Register. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Keberhasilan Akademik Di Antara Mahasiswa Keperawatan; Pengaruh Membaca Sambil Mendengarkan Buku Audio; Keberhasilan hubungan
3. Gangguan makan Berbagai gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, dan binge eating makan tak terkendali adalah masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada anak kuliah. Umumnya, mereka stres karena serangkaian tugas yang menumpuk dan tinggal jauh dari orangtua. 4. Menyakiti diri sendiri Perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri di beberapa bagian tubuh yang tidak terlihat sering kali terjadi sebagai respons terhadap stres dan tekanan yang luar biasa besarnya. Hal itu diperkuat dengan sebuah survei yang dilakukan oleh para peneliti Cornell dan Universitas Princeton yang menemukan bahwa sekitar 20% mahasiswi dan 14% mahasiswa telah melakukan perilaku menyakiti diri sendiri. 5. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol Masalah mahasiswa lainnya yang kerap ditemui, yakni penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Hal ini menjadi masalah utama yang pada akhirnya berkontribusi pada kecelakaan dan pelecehan seksual di kalangan mahasiswa. 6. Insomnia Meskipun bukan tergolong penyakit mental, insomnia atau gangguan tidur pada remaja bisa menjadi salah satu gejala dari berbagai masalah mental pada mahasiswa. Insomnia juga bisa menjadi masalah fisik yang serius jika dilakukan terus-menerus. 7. ADHD Attention deficit hyperactivity disorder ADHD adalah gangguan yang terjadi pada otak dan dapat mengganggu fungsi dan perkembangan otak. Nah, kondisi ini bisa dipicu oleh tuntutan dan tekanan selama kuliah, sehingga gejala ADHD pada remaja akan semakin sulit dikendalikan. Bagaimana cara mengatasi masalah yang dialami mahasiswa? Semakin bertambah dewasa, maka semakin bertambah pula permasalahan hidup. Banyaknya tuntutan dan tingginya target pencapaian sering dijadikan alasan gangguan kesehatan pada mahasiswa. Sebagai antisipasi, berikut ini cara mengatasi gangguan mental pada mahasiswa yang dilansir dari laman Birmingham City School of Health Sciences. 1. Ajak teman untuk ngobrol Terkadang, tekanan akademis bisa sangat berat untuk ditangani, sehingga sangat wajar bila merasa stres. Jika Anda yang mahasiswa merasa cemas atau stres, jangan menyimpannya untuk diri sendiri. Bicaralah dengan seseorang, baik itu teman, anggota keluarga, atau dosen di kampus. Ingatlah, akan selalu ada cara untuk membantu Anda merasa lebih baik dalam mengatasi masalah apa pun. 2. Rutin olahraga Tetap aktif dengan melakukan olahraga ringan selama 20 menit dalam sehari menjadi kunci untuk membantu mengatasi stres atau depresi karena kuliah. Endorfin yang dilepaskan selama berolahraga terbukti secara klinis membantu Anda merasa bahagia, tidur lebih nyenyak, dan bisa lebih berkonsentrasi. 3. Luangkan waktu untuk me time Cobalah untuk menghilangkan tekanan dan melakukan sesuatu yang Anda sukai atau me time untuk mengalihkan pikiran Anda dari berbagai hal. Misalnya, menonton film, menggambar atau mendengarkan musik. Selain itu, meditasi juga menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran Anda. 4. Tentukan tujuan untuk diri sendiri Masalah kesehatan mahasiswa dapat membuat tugas kecil tampak sulit dan mustahil dikerjakan. Jadi, jangan mencoba dan memaksakan diri terlalu keras. Mulailah untuk membuat daftar tugas yang dapat Anda capai dan realistis, tidak peduli seberapa kecil tugas itu. Misalnya, sekadar merapikan kamar atau menulis paragraf esai. 5. Istirahat yang cukup Terapkan pola tidur yang teratur. Pasalnya, pola tidur yang teratur lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu tidur lebih banyak. Jadi, cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Jika Anda kesulitan untuk menerapkannya, cobalah mendengarkan sesuatu yang menenangkan dan membuat Anda tidur lebih cepat. Apa yang harus orangtua lakukan? Dalam hal ini, peran orangtua atau pengajar sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental dan akademik mahasiswa. Di bawah ini, terdapat beberapa tips untuk membantu mengatasi masalah mahasiswa yang bisa Anda terapkan. 1. Persiapkan mental anak Anda untuk hal yang tak terduga Sebuah survei dari National Alliance on Mental Illness pada mahasiswa menemukan fakta bahwa 27% dari semua responden hidup dengan depresi, 24% dengan gangguan bipolar, dan 11% dengan kecemasan. Oleh karena itu, orangtua perlu berbicara dengan anak-anaknya tentang kesehatan mental. Orangtua harus memberi tahu anaknya bahwa mereka tidak berjuang sendirian. 2. Menjaga komunikasi Menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sangat penting. Ini akan membantu anak Anda merasa nyaman, sehingga dapat membicarakan apa pun tanpa takut dihakimi. Sangat penting bagi orangtua untuk meluangkan waktu untuk menelepon anak-anaknya yang sedang berkuliah. Terlebih lagi ketika anaknya harus merantau jauh dari orangtua. Sebisa mungkin, jangan batasi komunikasi hanya secara virtual. Usahakan untuk bertemu langsung agar dapat membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh mahasiswa. 3. Mendorong untuk menerapkan gaya hidup sehat Pentingnya diet yang sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur untuk kesehatan mental secara menyeluruh. Hal ini memang tak mudah dilakukan, terlebih saat harus tinggal sendiri dan jauh dari orangtua. Kendati begitu, jangan coba untuk menceramahinya. Justru, tanyakan kondisi mereka ketika bisa makan secara teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi. Hal ini akan membantu menstabilkan emosinya. 4. Beri ruang untuk mengakui kesalahan Kesempurnaan bukanlah tujuan yang harus dicapai. Penting untuk memberi tahu anak Anda bahwa Anda mendukung mereka apa pun yang terjadi. Kesalahan adalah bagian hidup yang tak terhindarkan dan anak Anda bisa belajar darinya. IPK yang sempurna tidak sepadan jika itu mengorbankan kesejahteraan emosional anak Anda. 5. Menemui dokter Semua mahasiswa, terutama mereka yang sedang mengalami gejala gangguan kesehatan mental, harus memiliki rencana untuk berjaga-jaga jika keadaan menjadi rumit dan sulit untuk ditangani. Buat janji dengan pusat kesehatan mental di kampus untuk menentukan layanan apa yang tersedia. Jika anak Anda sudah berada di bawah perawatan psikiater atau psikolog, pastikan bahwa mereka dapat melanjutkan perawatan itu saat berada di luar sekolah. Memiliki rencana yang matang akan memudahkan anak Anda mendapatkan layanan kesehatan mental jika diperlukan. Kesimpulan Masalah kesehatan mental pada remaja kerap kali muncul ketika memasuki masa perkuliahan dan sering menjadi masa yang paling sulit. Meski demikian, peran orangtua juga tidak kalah penting untuk membantu mengatasi masalah pada mahasiswa.
\n masalah mahasiswa dan solusinya
6 Homesick. Source: Your Teen Magazine. Homesick atau kangen rumah juga menjadi salah satu masalah yang dialami mereka yang jadi anak rantau, termasuk mahasiswa. Jarak tempat kuliah yang jauh dari rumah membuat kamu nggak bisa pulang dan pergi setiap hari. Kalau sudah homesick, sih, harus kuat-kuat hati, ya.
Ilustrasi masalah kuliah online yang dihadapi mahasiswa. Foto Getty Images/Igor Alecsander Jakarta - Metode perkuliahan dengan berbasis web dan seminar webinar, atau biasa disebut kuliah secara online kini diterapkan seluruh kampus di tanah air seiring dengan adanya pandemi Corona. Kuliah daring yang memanfaatkan kecanggihan teknologi ternyata menemui berbagai hambatan. Para mahasiswa mengungkapkan keluh-kesahnya selama menjalani kuliah online."Kuliah online bukannya nilai makin bagus, malah makin ***. Kuota abis, ilmu ga dapet, tugas numpuk, begadang tiap hari tp nilai kek setan," unggahnya pada Senin 22/6/2020.Tweet mahasiswa bernama Amanda itu disambut meriah mahasiswa lainnya yang bernasib serupa. Hingga kini tweet tersebut sudah di-retweet lebih dari kali dan diserbu lebih dari komentar. Merangkum curhatan para mahasiswa yang diwawancara Wolipop, berikut tujuh masalah kuliah online1. Komunikasi dosen dan mahasiswaKuliah online menyebabkan komunikasi antara mahasiswa dan dosen mengalami kendala teknis. Hal ini dialami Amanda, salah satu mahasiswa di Padang, Sumatera Barat."Hambatan dalam kuliah online sih salah satunya itu komunikasi dan hubungan antara dosen dan mahasiswa rada sulit. Semua dosen selalu berpendapat dan merasa kalau semua tugas bisa dipahami dengan mudah," ujar yang sama diungkapkan Intan Khairani Afifah, mahasiswi asal Yogyakarta yang kuliah di jurusan pendidikan bahasa Jerma. Ia mengaku selama kuliah online mendapatkan sedikit ilmu atau materi yang diberikan oleh dosen."Selama kuliah online ini sedikit banget ilmu dari perkuliahan dosen yang benar-benar masuk gitu. Karena banyak dari mereka yang nggak jelasin apa-apa. Bahkan ada dosen yang nggak pernah mengajar selama online class terus tiba-tiba aja UAS gitu. Jadi aku ngimbanginnnya belajar mandiri lebih rajin lagi daripada kelas offline. Apalagi aku kan jurusan bahasa Jerman dan ada mata kuliah speaking gitu kan. Nah, susah deh tuh interaksinya soalnya beda jam juga kan sama dosennya yang di Jerman," tuturnya Susah sinyalPermasalahan sinyal kerap dihadapi rekan-rekan Amanda. Apalagi dirinya dan teman-temannya notabene tinggal bukan di kota besar seperti Jakarta."Bukan aku si karena di rumahku sinyalnya lumayan bagus. Tapi buat teman-temanku yang tinggal di desa kasihan. Mereka bisa ketinggalan kuliah dan ambil absen tiap pagi karena harus cari tower dulu. Dosen kadang pake aplikasi Zoom yang butuh sinyal kuat, tapi dosen tidak menyadari kalau semua orang nggak bisa akses itu dengan mudah. Kasarnya sih dosen-dosen nggak pengertian," kisah Amanda saat dihubungi oleh Wolipop, Selasa 23/6/2020.Permasalahan sinyal pun dialami mahasiswa yang tinggal di kota besar seperti penuturan Amir Hafizh Islami atau biasa disapa Hafiz. Mahasiswa yang kuliah di Universitas Gunadarma, Depok jurusan psikologi itu mengatakan jika koneksi sering buffering karena banyaknya mahasiswa,"Koneksinya kadang buffering soalnya 1 kelas bisa 25 orangan saat kuliah online."Curhat soal sinyal juga diungkapkan Rahma Nur Faizah, atau biasa dipanggil Rahma yang kuliah di salah satu sekolah tinggi bahasa di Bekasi. "Ketika dosen menerangkan materi suaranya jadi hilang hilangan kalau koneksinya lagi lambat. Nah kalau sudah kaya gitu murid jadi susah menangkap apa yang dosen terangkan," kata mahasiswi jurusan Sastra Inggris jauh berbeda, Intan Khairani Afifah, mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Jerman di Universitas Negri Yogyakarta UNY juga menyampaikan hal serupa. "Wifi rumah suka lemot. Apalagi pas awal-awal sebelum dapet subsidi kuota dari kampus," ujar masalah kuliah online. Foto Getty Images/wundervisuals3. Mata kuliah yang saling bentrokKomunikasi yang tidak lancar antara dosen dan mahasiswa, bisa menimbulkan beberapa masalah seperti jadwal mata kuliah yang jadi tak beraturan dan waktu perkuliahan yang tak sesuai jadwal. Seperti pengalaman Ferdy, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang."Jadwal mata kuliah nggak sesuai bahkan sering tabrakan. Kan sehari ada 2-3 mata kuliah, nah kadang dosen suka mulai perkuliahan nggak sesuai jadwal, ngaret jadi nabrak ke jadwal mata kuliah yang lain," ucapnya saat wawancara dengan Wolipop lewat Whatsapp, Rabu 24/6/2020.4. Semangat belajar menurunKuliah daring yang mewajibkan para peserta didik untuk kuliah dirumahaja, menimbulkan rasa jenuh. Seperti yang dirasakan oleh Rahma Nur Faizah, atau biasa disapa Rahma, mahasiswi jurusan Sastra Inggris salah satu kampus bahasa di kalo di rumah aja beda pasti vibesnya sama di kampus. Dan kalau aku biasanya di kelas prakteknya pake bahasa Inggris jadi terlatih. Nah, pas kuliah online jadi terhambat karena sudah lama nggak ngobrol pakai bahasa Inggris di kelas," jelasnya saat dihubungi oleh Wolipop, Jumat 26/6/2020.Rasa jenuh juga dirasakan Julian, mahasiswa jurusan keperawatan di salah satu universitas di Solo. Julian merasa seharusnya dosen bisa menggunakan metode yang lebih menarik saat memberikan mata kuliah secara online."Pastinya banyak sekali metode pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif yang bisa dilakukan, tapi nyatanya hampir semua dosen lebih memilih metode yang hanya menurut mereka mudah dan tidak menguras tenaga," Tertinggal materi perkuliahanSelain semangat belajar yang menurun, Julian juga menuturkan dia dan rekan-rekannya kerap tertinggal mata kuliah karena terbentur koneksi internet. Dan dosen atau pihak kampus tak memberikan mereka alternatif lainnya."Beberapa mahasiswa terkendala dengan jaringan tapi dari dosen tidak diberikan alternatif lain untuk mencover kendala tersebut, seperti diberikan e-book, video, konsul personal via WhatsApp, atau kata Julian, jika dia ketinggalan materi maka akan menjadi tanggung jawab dan urusannya sendiri. Si mahasiswa yang harus mencari materi perkuliahan yang tertinggal Metode mengajar dosenIntan Khairani Afifah mengatakan dosen mempunyai bermacam-macam metode dalam kuliah online. Hal ini membuat dia dan teman-temannya harus cepat beradaptasi dengan metode yang berbeda-beda itu."Jadi selama kuliah online itu dosen macem-macem metodenya. Ada yang cuma diskusi di WhatsApp Group atau di Hangout, ada juga yang cuma ngasih tugas via Google Classroom aja. Terus awal-awal online class itu banyak mata kuliah yang nyoba lewat Zoom, tapi ternyata kurang efektif. Soalnya kehalang sama jaringan dan mahasiswanya yang pada diem-diem aja gitu selama kuliah. Malahan ada yang sengaja join absen terus keluar gitu aja. Ya sebenernya enak sih bisa belajar sambil nyantai. Tapi banyakan mahasiswanya jadi ngegampangin kuliah gitu loh," ujarnya Belajar jadi kurang efektifKendala berikutnya yang dirasakan oleh para mahasiswa adalah mereka merasa kuliah online kurang efektif karena tak saling bertatap muka secara langsung. Hal ini diungkapkan oleh Rahma."Penyampaian materinya agak terganggu kalau koneksi internetnya lagi nggak stabil jadi kita sebagai murid nangkepnya nggak maksimal. Contohnya aku dari jurusan Sastra Inggris ada mata kuliah listening, nah biasanya di kelas itu diperdengarkan audionya secara langsung. Nah sekarang audionya yang dishare suka nge-lag dan jadi ganggu banget," bagi kamu para mahasiswa, mana dari tujuh masalah kuliah online di atas yang kamu alami? Simak Video "Kerennya Aksi TIFAL, Band Mahasiswa Berkebutuhan Khusus" [GambasVideo 20detik] gaf/eny
  1. Хехроζ упурυዟ ሴለазеκը
  2. Леች իбо
  3. ዣостዞси о οснаዦαςа
    1. Цунችսፋ аትጮլ οвсиլաжого иηυ
    2. Λ оηа րиኛፒրаսи
  4. Θይቁшаհθζዚ ηаሚիфи ጻፓек
Bagikan Pengertian Masalah Sosial – Dalam berkehidupan bermasyarakat, tentu saja ada berbagai permasalahan sosial yang terjadi akibat perubahan atau perkembangan zaman dan berbagai faktor lainnya. Dalam proses perubahan tersebut, wajar bila timbul permasalahan sosial. Tapi sayangnya, setiap orang menyikapi permasalahan sosial dengan sikap
Merasa malas belajar? Berpikir belajar itu gak penting? Berikut adalah pembahasan masalah dalam belajar dan tips yang bisa menjadi solusi kesulitan belajar. Halo Zenius fellow, ketemu lagi sama gue nih! Semoga lo semua belum bosen ya ngeliat foto gue ngejejer di Zenius Blog dalam tiga artikel terakhir P. Nah, dalam kesempatan kali ini gua mau nulis topik yang lo semua udah bisa tebak dari judul tulisan ini, yaitu masalah utama dalam belajar dan solusinya. Buat kalian para pembaca Zenius Blog yang sekarang ini masih menyandang status pelajar, rasa-rasanya “belajar” itu udah jadi makanan sehari-hari lo semua. Ya mau gimana lagi, sebagai manusia yang menyandang status sebagai pelajar, lingkungan lo otomatis menuntut lo untuk rajin belajar, dari mulai guru, orangtua, kakak, om-tante, kakek-nenek, dan sebagainya… “Hayooo kamu belajar yang rajin sana! Jangan kebanyakan nonton si Lee Min-Ho atau Nabilah terus! Kalo nilai di sekolah kamu bagus, kan mama bisa banggain prestasi kamu pas arisan tetangga!” – Mama Haduuuh, ngomong sih gampang Maa… belum tau aja si mama kalo belajar baca nyerap ilmu itu gak semudah ngabisin makanan di balik tudung saji. Belajar apalagi belajar yang efektif itu emang gak mudah, ada buanyaak banget masalah dalam hambatannya. Dari mulai ngumpulin niat buat belajar aja udah jadi masalah tersendiri, belum lagi catetan gak lengkap, masalah lagi deh. Kadang baru mulai buka buku 2 halaman aja udah ngantuk iya, ngantuk juga kan masalah, terus kalo kita coba paksain baca tetep aja gak ngerti, coba dihafalin tapi gak masuk-masuk. Coba langsung ngulik latihan soal bingung harus mulai jawabnya dari mana. Akhirnya? ya nonton Lee min-hoo atau Nabilah lagi deh! Huahaha… Okay Guys cukup becanda garingnya, karena dalam artikel Zenius Blog kali ini gua mencoba untuk merangkum hal yang amat-sangat-serius sekali-banget. Yaitu “Enam masalah utama dalam belajar + beberapa tips atau referensi”; yang moga-moga bisa jadi solusi yang pas buat lo. Artikel ini bisa mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan. Sebetulnya sih, artikel kali ini bisa dibilang adalah bentuk “rangkuman” kompilasi masalah-masalah utama dalam belajar yang udah pernah dibahas dengan cukup lengkap dan detail pada tulisan-tulisan Zenius Blog sebelumnya. Berikut adalah enam list masalah utama dalam belajar yang akan gua bahas Penyakit paling klise MALES!Belajar hanya untuk mengejar nilai akademisMenghakimi diri sendiri “Gue kan emang bukan anak pinter”Benci sama mata pelajaran tertentuCara belajar yang salah Belajar = sibuk hafalin rumus, tahun, istilah, nama orang, dsbSemangat belajar yang nggak konsisten Okay, ada nggak di antara lo yang ngerasa salah satu, beberapa, atau malah semua dari keenam list di atas yang “Wah, ini sih gue banget!”. Kalo ada, mungkin lo bisa coba langsung loncat aja ke masalah yang lo ngerasa “gue banget” itu. Soalnya, jujur aja nih ya, artikel ini emang lumayan panjang dari biasanya. Jadi, mungkin emang lebih efektif kalo lo bacanya lompat langsung ke permasalahan yang ngena sama gaya belajar lo. Tapi, buat lo yang emang ada waktu senggang lumayan lama, atau emang lagi bela-belain luangin waktu baca artikel Zenius, boleh banget kok lo baca artikel ini sampai tuntas. Gua jamin artikel ini akan mengubah cara pandang lo tentang cara belajar yang jauh lebih efektif dan juga menyenangkan, apalagi kalo lo juga luangin waktu buat ngecek link referensi artikel yg gua kasih di setiap list permasalahan. Okay, kita langsung aja mulai dengan pembahasan masalah utama dalam yang pertama 1. Penyakit Paling Klise MALES!2. Belajar Hanya untuk Mengejar Nilai Akademis3. Menghakimi Diri “Gue kan Bukan Anak Pinter”4. Benci sama Mata Pelajaran Tertentu5. Cara Belajar yang Salah6. Semangat Belajar yang Nggak Konsisten 1. Penyakit Paling Klise MALES! Males adalah penyakit paling klasik dalam belajar. Males Belajar! Nah, ini dia nih penyakit paling klasik yang udah menjangkiti umat manusia dari generasi ke generasi. Kadang atau seringnya penyakit yang satu ini kambuh mendadak tanpa kita duga-duga. Udah tau besok mau ulangan, tapi kok rasanya malesss banget buat buka buku, maleeess banget buat latihan soal, pokoknya males banget nyentuh pelajaran deh! Biasanya, guru atau orangtua dengan entengnya bilang “Hayo jangan males belajar, mau jadi apa kamu kalo baru umur segini aja udah males??”. Yah, ngomong jangan males’ sih gampang banget yee, tapi kalo penyakit ini udah menyerang, emang rasanya kok susah banget dilawan. Terus, kita harus gimana dong? Okay, yang jelas sih nasehat ”Jangan males belajar” mau seberapa kali pun lo dengerin nggak akan bikin lo jadi nggak males lagi. Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya! Sekarang apa sih yang menyebabkan seseorang bisa males, atau lebih spesifiknya males belajar?? Kalo sekarang kita coba sama-sama mikir dalam konteks yang umum yah, apa sih yang membuat kita betul-betul Nggak niat melakukan sesuatu? Apa yang membuat kita nggak ada dorongan motivasi sama sekali untuk melakukan hal tersebut? Jawabannya bisa macem-macem, tapi menurut gua yang paling tepat adalah ya karena kegiatan tersebut kita anggap nggak menarik, nggak exciting, membosankan, nggak jelas tujuannya buat apa, dan sebagainya. Hal yang sama juga terjadi waktu kita males belajar. Kenapa kok rasanya berat banget buat buka buku pelajaran? Kenapa kok rasanya beban banget buat ngerjain tugas atau PR? Ya, karena lo menganggap belajar adalah sesuatu hal yang nggak menarik, belajar adalah sesuatu kegiatan yang membosankan, yang nggak jelas tujuannya buat apa, dsb. Pola pikir atau mindset dalem otak lo, itulah penyebab utama dari penyakit males. Nah, terus kalo kita udah tau sebabnya, abis itu gimana dong? Ya kita perbaiki langsung ke sumber masalahnya dong. Caranya dengan mengubah paradigma lo bahwa belajar itu sebetulnya bisa jadi suatu kegiatan yang enjoyable, yang bisa dinikmati, seru, mengasyikan, bikin penasaran, dan bahkan bisa bikin ketagihan! Ketika lo bisa mengubah cara pandang lo, belajar gak akan lagi jadi hal yang membebani lo, gak akan lagi jadi hal membosankan, bahkan lo gak perlu repot-repot mikirin gimana caranya supaya lo termotivasi belajar, karena belajar udah jadi hal yang menyenangkan. Masalahnya sekarang, gimana caranya mengubah paradigma kita tentang belajar, bahwa belajar itu bukan hal yang membosankan tapi justru menyenangkan? Emang bisa yah kita ngubah pola pikir gitu aja? Nah, khusus untuk pertanyaan ini, kita udah pernah bahas masalah ini secara lengkap banget sampai bener-bener tuntas di tulisan Zenius Blog sebelumnya. Gua saranin banget buat lo yang sangat bermasalah sama yang namanya MALES buat baca dua artikel di bawah ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 1 Apa Sih yang Membuat Kita Termotivasi? 2. Belajar Hanya untuk Mengejar Nilai Akademis Emang apa salahnya sih belajar untuk nilai akademis? Bukannya emang tujuan kita belajar itu cuma buat dapet nilai bagus, membanggakan orangtua, kuliah di tempat bergengsi, terus bisa gampang cari kerjaan yang bergaji besar, dan hidup bahagia selamanya?? Hehehe… hidup itu gak sesimpel itu, sebagaimana manfaat dari belajar juga gak sesempit hanya untuk mendapatkan nilai akademis yang bagus doang. Kenapa gua bilang kalo “Belajar hanya untuk ngejar nilai” adalah masalah utama dalam belajar? Karena nilai dari sebuah tujuan akan sangat berpengaruh pada bagaimana proses kita menjalaninya. Btw, lo pernah denger pepatah kuno yang udah ada turun temurun di kalangan pelajar Indonesia, bunyinya kurang lebih kayak gini “Anak yang nilainya selalu bagus biasanya akan kalah dalam hal kesuksesan karir, finansial, karya hidup, dan sebagainya dengan orang yang nilai waktu sekolahnya biasa-biasa aja.” Percaya atau nggak, menurut gue emang ada benernya juga sih walaupun gak selalu benar. Eit, tapi bukan maksudnya lo jadi nggak boleh rajin belajar yah... yang gua permasalahkan adalah Ketika lo belajar hanya untuk ngejar nilai akademis, lo akan selalu terpaku pada satu indikator yang seolah-olah paling bisa merefleksikan kesuksesan lo dalam proses belajar nilai akademis, padahal sebenernya bukan cuman itu indikator yang harus lo pikirin. Kalo lo cuma terpaku pada satu indikator doang cuman nilai dan prestasi akademis lo akan menutup banyak banget kesempatan dan peluang lain untuk belajar sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekedar nilai doang. Lo nggak akan belajar gimana serunya belajar tanpa perlu disuruh, tanpa mikir bakal keluar di ujian atau nggak, dan lo akan belajar hal yang manfaatnya akan jauh lebih melekat dalam diri lo sampai bertahun-tahun. Sekarang, lo coba deh iseng aja tanyain tutor-tutor Zenius di twitter, apakah waktu mereka SMA atau kuliah nilai akademisnya bersinar terang benderang sampai dinobatkan jadi siswa paling berprestasi?? Sejauh yang gua tau dari obrolan selewat sih, hampir semua tutor Zenius itu dulu nilai akademisnya biasa aja, nggak istimewa banget lah… tapi mereka menghabiskan masa sekolahnya untuk explore lebih banyak hal yang jauh lebih bermanfaat. Belajar memahami dunia lebih jauh, mengembangkan bakat, hobby, ngulik banyak hal yang gak dipelajari di sekolahnya, dan sebagainya. Itulah yang biasa gua bedakan antara studying dan learning, atau subjeknya belakangan ini sering gua sebut sebagai pelajar dan pembelajar. Anyway, buat lo yang masih ngerasa kalo belajar untuk nilai adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Apa bedanya studying dengan learning, atau apa bedanya pelajar’ dengan pembelajar’. Gua saranin banget lo buat baca artikel lama Zenius Blog di bawah ini deh, dijamin artikelnya bakal menginspirasi lo Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 2 Belajar untuk Nilai atau untuk…? Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga! 3. Menghakimi Diri “Gue kan Bukan Anak Pinter” “Ah gue kan emang bukan anak pinter, ya mau gimana lagi dong?” “Gue sih emang dari dulu gak pinter hafalan, jadi ya gua males belajar Sejarah dan nilai gue selalu jelek” “Gue kan orangnya dominan otak kanan, jadi wajar dong kalo gue bego urusan itungan seperti pelajaran matematika?” Sikap menghakimi diri sendiri baca fixed mindset ini gua anggep sebagai salah satu masalah utama yang paling gawat dalam belajar. Ibaratnya belum juga bertarung, tapi udah kalah duluan. Dengan lo menghakimi diri lo sendiri, lo seolah-olah menjadikan hal tersebut excuse atau alesan untuk terima nasib gitu aja, dan gak berusaha bangkit untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Padahal sebetulnya, tanpa lo sadari, mindset seperti itu justru yang membatasi lo dalam belajar, berkembang, dan mengevaluasi diri untuk jadi individu yang lebih baik. Ditambah lagi, seringkali guru bahkan orangtua lo juga memberi afirmasi terhadap justifikasi ini, misalnya dengan mengatakan kalo anak IPA itu dominan otak kiri jadi lebih jago hitung-hitungan, sementara anak IPS itu lebih dominan otak kanan, jadi lebih jago hafalan. Jadilah lo percaya kalo lo dominan otak kiri sehingga gak akan mungkin bisa main musik, atau lo yang otak kanan gak mungkin jago matematika. Padahal sebetulnya, dikotomi otak kanan dan otak kiri itu informasi yang ngaco banget dan udah pernah dibahas di artikel sebelumnya oleh tutor biologi Zenius Kak Pras secara lengkap. Kalo gua perhatiin, ada banyak banget murid zenius yang terjebak dengan pola pikir ini selama bertahun-tahun dan baru sadar setelah kenal sama zenius. Apakah mungkin jangan-jangan lo juga termasuk salah satu yang terjebak dengan pola pikir fixed-mindset seperti ini? Kalo iya, ini bahaya banget dan harus lo atasi sesegera mungkin. Serius, sikap menghakimi diri sendiri ini adalah salah satu masalah utama dalam belajar yang secara gak sadar sangat mempengaruhi persepsi lo terhadap diri lo sendiri. Nah untungnya, Kak Fanny udah pernah ngebahas masalah yang satu ini dari sudut pandang ilmiah secara komplit dan keren banget di artikel Zenius Blog sebelumnya. Buat lo yang ngerasa suka menghakimi diri sendiri, gua saranin wajib banget deh baca dua artikel keren di bawah ini, dijamin nggak akan nyesel! Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 3 Iya, gue kan emang bukan anak pinter, terus gimana dong? 4. Benci sama Mata Pelajaran Tertentu Ada nggak sih pelajaran yang lo benci banget sampai-sampai lo muak sama pelajaran tersebut? Believe me, I know how does this feels bro,sist… Emang yee rasanya kalo udah benci sama pelajaran tertentu tuh nyesek banget. Boro-boro mau belajar atau ngerjain latihan soal, nyentuh bukunya aja udah males, dengerin suara langkah guru masuk kelas aja bawaannya udah ngantuk. Kalo ada tugas pasti pengen nyalin punya temen terus, kalo ulangan nyontek, kalo belajar selalu nunda-nunda terus, rasanya nyiksa banget buat maksain belajar. Nggak kerasa, rasa benci ini numpuk terus selama bertahun-tahun makin lama makin akut sampai lo bener-bener muak dan pengen cepet-cepet lulus SMA supaya nggak akan pernah ketemu lagi sama pelajaran tersebut. “Ya tapi mau gimana lagi, kalau udah benci sama pelajaran tertentu terus harus gimana lagi dong? Kalau udah benci, emang bisa sayang?” Well, perasaan benci sama mata pelajaran tertentu kayak gini, emang salah satu masalah utama dalam belajar yang paling susah buat diatasi. Kenapa susah? karena lo harus melawan ego diri lo sendiri untuk keluar dari zona nyaman comfort-zone. Walaupun agak sulit, tapi bukan berarti hal ini nggak bisa dilakukan loh. So, please allow us to lift your burden… Seperti yang gua udah sebutin di atas, langkah pertama untuk mengatasi masalah adalah identifikasi dulu masalahnya, baru kita coba atasi masalah itu tepat di akar permasalahannya. Nah, hal yang menyebabkan lo bisa benci mata pelajaran tertentu itu ada banyak banget, bisa jadi sebetulnya karena lo nggak suka sama cara ngajar gurunya, atau mungkin cara belajar lo salah. Bisa juga karena dari kecil lo terus-terusan kena sugesti dari kakak, temen-temen atau orangtua kalo pelajaran anu itu susah banget prime effect. Bisa juga karena lo nggak bisa nangkep esensi yang menarik dibalik ilmu tersebut, dan lo gak tau apa sebetulnya apa alasan, tujuan, dan kenapa lo harus mempelajari hal itu. Lagi-lagi nih, untuk masalah yang satu ini, Kak Sasa udah pernah ngebahas panjang lebar dengan penjelasan yang enak banget di artikel Zenius Blog sebelumnya. Di artikel tersebut, lo bisa paham lebih detail tentang kondisi psikologis manusia dalam memandang kegiatan yang dia suka/nggak, sekaligus juga tentang gimana cara mengatasinya. Buat lo yang masih bermasalah dalam belajar karena lo benci sama mata pelajarannya, gua sangat menyarankan lo untuk baca artikel Kak Sasa berikut ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 4 Gimana cara mengatasi pelajaran yang dibenci? 5. Cara Belajar yang Salah Nah ini dia nih, masalah belajar yang paling ngenes di antara yang lain. Ada banyak siswa yang sebetulnya udah cukup rajin, punya semangat yang tinggi buat melawan kemalasan, tapi sayangnya dia menyalurkan waktu dan energinya buat belajar dengan cara yang salah. Lo pernah nggak sih ngerasa udah belajar mati-matian tapi kok ngerasa nggak dapet ilmu apa-apa? Udah belajar siang malem eh tapi nilai ujian jelek, begitu beres ujian, ilmunya lupa semua, begitu ditanya pertanyaan yang nggak ada di buku cetak atau catetan langsung blank nggak ngerti apa-apa. Yak, kalo misalnya lo pernah ngerasain kayak gitu, kemungkinan besar sih cara belajar lo yang keliru. Emang apa aja sih cara belajar yang keliru? Okay, coba gua kasih list-nya sedikit yah… Berikut di bawah ini adalah common mistakes yang banyak dilakukan para siswa Belum ngerti konsepnya secara mateng, tapi udah langsung nyoba latihan hanya pada 1–2 sumber, biasanya sih buku cetak dan hasil nyatet di kelas pas diterangin tipe soal yang dulu pernah ditanyain dalam ujian yang = Sibuk menghafal rumus, tahun, istilah, nama orang, dsb. Nah loh, ada nggak di antara lo yang kalo belajar tanpa sadar ngelakuin salah satu dari keempat point di atas? Atau malah keempatnya semua dilakuin tiap kali lo belajar? Kalo jawaban lo iya, berarti lo udah menghambur-hamburkan waktu dan energi lo selama ini dengan metode belajar yang salah. Cara belajar yang gua sebutin di atas, akan menyebabkan lo akan terus berorientasi pada nilai akademis dan ilmu yang lo dapet akan hilang tepat begitu kertas ujian lo kumpulkan. Kan sayang banget yah, kalo investasi waktu dan energi lo buat meras otak tapi hasilnya cuman segitu doang. Padahal kalo aja lo tau cara belajar yang tepat, dengan usaha yang kurang lebih sama, lo bakal dapet hasil yang jauh lebih optimal. Terus, gimana dong cara belajar yang bener? Emang ada yah cara belajar yang bisa bikin ilmu nempel terus nggak lupa-lupa? Kita di zenius sih punya beberapa resep belajar yang bener-bener bisa bikin ilmu melekat di otak nggak lepas-lepas, biasanya proses belajar ini beken digunakan sama kalangan pengguna zenius secara turun temurun dengan istilah DELIBERATE PRACTICE. Apaan tuh deliberate practice? Singkatnya sih deliberate practice adalah proses belajar yang bener-bener menuntut pemahaman lo secara mendalam untuk kemudian dilatih secara penuh untuk setiap elemen yang terkait dengan ilmu tersebut. Contohnya aja nih, kalo lo mau belajar jago main sepak bola. Lo nggak akan bisa sampai bener-bener jago kalo lo cuma mengandalkan sering-sering main bola sampai temen-temen kompleks. Terus, gimana dong cara belajar yang tepat? Pertama, lo harus melatih skill-skill yang mendasar dulu, seperti membangun stamina, ketahanan fisik yang oke. Baru abis itu lo belajar dulu cara giring bola yang bener, cara nahan bola yang bener, keterampilan kaki kanan dan kaki kiri yang seimbang, dsb. Kalo lo udah punya skill dasar yang oke, baru lo coba latihan tanding sesekali, abis itu lo evaluasi apa aja yang masih jadi kelemahan lo. Itulah cara belajar deliberate practice. Metode belajar seperti main bola itu juga bisa lo lakukan dalam belajar hal apa pun, termasuk juga dalam belajar matematika, fisika, sosiologi, ekonomi, dan mata pelajaran lainnya. Nah, buat lebih jelasnya, lo bisa coba baca beberapa referensi artikel yang pernah ditulis zeniusBLOG sebelumnya tentang cara belajar yang tepat. Buat lo yang sampai sekarang cara belajarnya masih mengandalkan 4 point contoh gua di atas, wajib banget baca artikel di bawah ini Artikel Rekomendasi Masalah Belajar 5 Cara Belajar yang Benar Deliberate Practice! Apa bedanya Deliberate Practice dengan Practice Biasa? Apa Pentingnya Membuktikan Rumus? 6. Semangat Belajar yang Nggak Konsisten Kalo lo udah mengatasi masalah-masalah di atas, artinya lo udah punya persepsi dan cara pandang yang tepat dalam melihat proses belajar. Lo udah tau bahwa belajar adalah sebuah kegiatan yang seru, yang sebetulnya gak perlu dibenci, gak sepatutnya didasarkan hanya pada nilai akademis, dan lo juga udah tau teknik belajar yang tepat. Berarti lo tinggal mengatasi satu masalah terakhir dalam proses belajar, yaitu masalah kedisiplinan. Disiplin yang gua maksud itu bukan berarti segalanya harus tepat waktu, ngikutin jadwal belajar, dsb. Instead, inti dari kedisiplinan itu Lo konsisten dalam ngerjain segala sesuatu sesuai dengan tujuan yang mau lo capai. Itulah kenapa gua taro point masalah ini jadi yang nomor terakhir, karena sebelum lo mengasah kedisiplinan lo dalam belajar, lo harus punya persepsi belajar yang bener dan tujuan yang jelas kenapa lo harus ngelakuin semua hal ini. Sebelum pola pikir lo tentang belajar itu bener, gua jamin lo gak akan pernah bisa punya semangat belajar yang bener-bener konsisten. Okay, terus gimana dong metode yang paling tepat untuk bisa memiliki semangat belajar yang konsisten, untuk bisa memiliki kedisiplinan sehingga lo bisa memanfaatkan waktu lo secara efektif? Nah, untuk masalah ini bakal bisa jadi panjang banget pembahasannya, tapi untungnya, gua udah pernah nulis artikel yang secara khusus ngebahas tentang gimana caranya kita supaya bisa manfaatin waktu secara optimal. Selain itu, Sabda juga udah pernah ngebahas time-management ini di Buat lo yang punya masalah dalam kedisiplinan dan cara mengatur waktu, gua saranin buat baca artikel dan video berikut di bawah ini Artikel & Video Rekomendasi Masalah Belajar 6 Apa sih yang Membuat Kita Bisa Konsisten dengan Komitmen Kita? Gimana sih Cara Manfaatin Waktu Secara Optimal? Time Management Skill ———–****———– Okay, demikianlah pembahasan gua tentang masalah utama dalam belajar dan juga beberapa tips dan link referensi yang moga-moga bisa jadi solusi yang tepat buat gaya belajar lo. Apa yang gua tulis di sini, mungkin gak akan bisa lo praktekan secara instant dalam proses belajar lo hari ini atau besok. Gua yakin lo emang butuh waktu dan proses yang gak sebentar, untuk bisa mulai mengubah paradigma lo dalam memaknai esensi dari belajar itu sendiri, ngubah cara belajar lo jadi lebih efektif. Mulai belajar menyukai pelajaran yang sebelumnya lo benci setengah mati, mulai disiplin dalam mengatur waktu, dan sebagainya. Tapi pada intinya, gua harap tulisan gua ini bisa jadi modal patokan buat lo, untuk bisa mengatasi berbagai masalah lo dalam belajar. Okei? Anyway, mungkin ada beberapa di antara lo yang baca tulisan ini yang skeptis dan ragu. Emang bisa yah, belajar itu nggak jadi beban dan malah bisa dinikmati? Emang bisa yah kita jadi suka sama pelajaran yang selama ini kita benci? Apa betul kalo cara teknik belajar yang diajarin zenius itu bisa bener-bener ngaruh? Emangnya ada yah orang yang mau belajar tanpa mikirin soal nilai akademis? Kalo bukan nilai akademis, terus apa dong standard atau indikator yang tepat dalam menunjukan kalo cara belajar kita udah tepat? Naaahh… semua pertanyaan dan keraguan lo itu, mungkin bisa kita lihat aja sama-sama buktinya dengan ngeliat beberapa potongan screenshoot mention audience twitter zenius yang gua tunjukin di bawah ini. Kalo gambarnya terlalu kecil dan gak kebaca, tinggal klik aja gambarnya, nanti otomatis open new tab. Gimana, udah baca semua potongan mention audience zenius twitter di atas? Dari situ, gua cuma mau buktiin ke lo aja, bahwa apa yang selama ini zenius perjuangkan, untuk mengubah paradigma para pelajar di seluruh Indonesia dalam memaknai belajar, sedikit banyak udah mulai menuai hasil positif. 🙂 Ketika lo ngerasa belajar itu sesuatu yang asik, seru, menyenangkan, dan bahkan bikin lo ketagihan. Ketika lo yang tadinya anti sama mata pelajaran tertentu terus berubah malah jadi cinta. Ketika lo belajar nggak kenal waktu sampai berjam-jam tanpa disuruh sama siapa-siapa. Ketika lo malah lebih milih belajar waktu jam kosong di kelas pas guru nggak masuk kelas, di waktu liburan atau bahkan waktu UAS baru aja beres… Itulah indikator yang menurut gua jauh lebih merepresentasikan BELAJAR yang sesungguhnya. Itulah yang menunjukan bahwa lo udah melihat belajar bukan lagi sebuah proses “studying” melainkan proses “learning“. Itulah yang membedakan yang namanya pelajar, dengan yang namanya seorang PEMBELAJAR. Mungkin indikator seperti ini emang nggak betul-betul bisa diukur secara presisi sebagaimana nilai akademis. Tapi gua yakin, para pembelajar yang nama-namanya terpampang dalam screenshoot di atas, telah memperoleh sesuatu yang jaauuuh lebih berharga daripada hanya sekedar nilai akademis doang, yaitu The Joy of Learning! 🙂 Catatan Editor Mau ngasah otak dan kemampuan berpikir lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning dan latihan soal CorePractice, lo bisa tingkatin skill matematika, bahasa Inggris, sekaligus verbal dan logika. Ketuk banner di bawah buat mulai cobain! Oh iya, kalo ada di antara lo yang pengen tau cara jitu belajar yang cuman dimiliki sama Zenius, lo bisa langsung cek video YouTube di bawah ini ya
Denganmenawarkan produk barang atau jasa terbaik dan luar biasa, Anda akan selangkah lebih maju dari kompetitor. 3. Menjaga Loyalitas Pelanggan. Tidak peduli seberapa menarik atau mewahnya tampilan situs web Anda, jika Anda tidak bisa membangun kepercayaan dan kesetiaan pelanggan, bisnis menjadi semakin keras perjuangannya dari hari ke hari.
The purpose of this study was to analyze the problems of online learning during the Covid-19 pandemic and the solutions to solve them. This type of research is literature study or library research using secondary data sources collected through textbooks, e-books, perodical, statutory regulations, websites, and other sources relevant to the research problem. The research data were analyzed qualitatively with an interactive model, which consists of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study indicate that the implementation of online learning during the Covid-19 pandemic has various problems experienced by teachers, students, and parents. The teacher's problems are in the form of weak mastery of IT and limited access to supervision of students, from students in the form of inactivity in learning, limited support facilities and internet network access, while from parents in the form of limited time in accompanying their children during online learning. These various problems can be overcome by increasing competency in IT mastery, intensive supervision by involving the role of parents, and providing manual assignments. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 281Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19dan Solusi PemecahannyaAsmuniSMA Negeri 1 Selong, Kabupaten Lombok TimurCorresponding Author. Email asmuni7784 The purpose of this study was to analyze the problems of onlinelearning during the Covid-19 pandemic and the solutions to solve them. Thistype of research is literature study or library research using secondary datasources collected through textbooks, e-books, perodical, statutory regulations,websites, and other sources relevant to the research problem. The research datawere analyzed qualitatively with an interactive model, which consists of datacollection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Theresults of this study indicate that the implementation of online learning duringthe Covid-19 pandemic has various problems experienced by teachers, students,and parents. The teacher's problems are in the form of weak mastery of IT andlimited access to supervision of students, from students in the form of inactivityin learning, limited support facilities and internet network access, while fromparents in the form of limited time in accompanying their children during onlinelearning. These various problems can be overcome by increasing competency inIT mastery, intensive supervision by involving the role of parents, and providingmanual HistoryReceived 13-09-2020Revised 25-09-2020Published 01-10-2020Key WordsProblems, OnlineLearning, Covid-19, Tujuan penelitian ini adalah menganalisis problematika pembelajarandaring di masa pandemi covid-19 dan solusi pemecahannya. Jenis penelitian iniadalah studi literatur atau penelitian kepustakaan dengan menggunakan sumberdata sekunder yang dikumpulkan melalui buku teks, e-book,perodical,peraturan perundang-undangan, website, dan sumber-sumber lain yang relevandengan masalah penelitian. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif denganmodel interaktif, yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 memiliki beragamproblematika yang dialami guru, peserta didik, dan orangtua. Permasalahan dariguru berupa lemahnya penguasaan IT dan terbatasnya akses pengawasan pesertadidik, dari peserta didik berupa kekurangaktifan mengikuti pembelajaran,keterbatasan fasilitas pendukung dan akses jaringan internet, sementara dariorangtua berupa keterbatasan waktu dalam mendampingi anaknya di saatpembelajaran daring. Beragam permasalahan tersebut dapat diatasi denganmeningkatkan kompetensi penguasaan IT, pengawasan intensif denganmelibatkan peran orangtua, dan memberikan penugasan secara ArtikelDiterima 13-09-2020Direvisi 25-09-2020Diterbitkan 01-10-2020Kata KunciProblematika,Pembelajaran, Daring,Covid 19, to Cite Asmuni, A. 2020. Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan SolusiPemecahannya. Jurnal Paedagogy, 74. doi diumumkan pemerintah mengenai kasus pertama Coronavirus Disease 2019Covid-19 pada bulan Maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan pada masapandemi. Hampir seluruh sektor kehidupan terdampak, tidak terkecuali di sektor ini menular begitu cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasukIndonesia, sehingga Badan Kesehatan Dunia WHO menjadikan wabah ini sebagai pandemiglobal pada tanggal 11 Maret 2020. Di sektor pendidikan, pemerintah melalui KementerianPendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud telah menerapkan kebijakan learning from home Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 282atau belajar dari rumah BDR terutama bagi satuan pendidikan yang berada di wilayah zonakuning, oranye dan merah. Hal ini mengacu pada Keputusan Bersama Menteri Pendidikandan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentangPanduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik2020/2021 di masa Covid-19. Bagi satuan pendidikan yang berada di zona hijau, dapatmelaksanakan pembelajaran tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol dari Rumah BDR dilaksanakan dengan sistem Pembelajaran Jarak JauhPJJ. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15, dijelaskan bahwa PJJadalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannyamenggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan medialain. Dalam pelaksanaannya, PJJ dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pembelajaran jarakjauh dalam jaringan daring dan pembelajaran jarak jauh luar jaringan luring. Dalampelaksanaan PJJ, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan daring atau luring ataukombinasi keduanya sesuai dengan karakteristik dan ketersediaan, kesiapan sarana paparan di atas, salah satu jenis PJJ adalah pembelajaran daring. Sistempembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsungantarguru dan peserta didik, melainkan secara online yang menggunakan jaringan dan peserta didik melakukan pembelajaran bersama, waktu yang sama, denganmenggunakan berbagai aplikasi, seperti whatsapp, telegram, zoom meeting, google meet,google classroom, quiepper school, ruang guru dan aplikasi mencermati fakta di masyarakat saat ini, sebagian orang tua peserta tidakmemiliki perangkat handphone android atau komputer untuk menunjang pembelajarandaring, terlebih bagi peserta didik sendiri. Kondisi demikian membuat mereka kebingunganmenghadapi kenyataan yang ada. Satu sisi dihadapkan pada ketiadaan fasilitas penunjang, sisilain adanya tuntutan terpenuhinya pelayanan pendidikan bagi peserta didik. Sebagaimanadiamanatkan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga berhakmendapat pendidikan. Permasalahan yang terjadi bukan hanya pada ketersediaan fasilitaspembelajaran, melainkan ketiadaan kuota pulsa yang membutuhkan biaya cukup tinggi,guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring, terutama orangtua peserta didik darikalangan ekonomi menengah ke bawah, tidak memiliki anggaran dalam menyediakanjaringan internet. Tidak berhenti sampai di situ, meskipun jaringan internet dalam genggamantangan, peserta didik menghadapi kesulitan akses jaringan internet karena tempat tinggalnyadi daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringanseluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh darijangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada pesertadidik yang mengikuti pembelajaran daring, sehingga pelaksanaannya kurang efektifKemdikbud, 2020.Potret lainnya adalah ketidaksiapan guru dan peserta didik terhadap pembelajarandaring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daringsecara tiba-tiba karena pandemi covid-19 tanpa persiapan yang matang. Akhirnya, sejumlahguru tidak mampu mengikuti perubahan dengan pembelajaran berbasis teknologi daninformasi. Padahal sebuah keniscayaan guru itu memanfaatkan teknologi untuk mendukungpembelajarannya, lebih-lebih di masa pandemi Covid-19. Mau tidak mau, siap tidak siap,semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan dan terpenuhinyahak peserta didik dalam memperoleh pendidikan walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19. Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 283Dari uraian di atas, dipahami bahwa pembelajaran daring merupakan solusi alternatifpelaksanaan pembelajaran di masa pandemi covid-19, meskipun memunculkan sejumlahpermasalahan dalam penerapannya baik bagi guru, peserta didik, orangtua maupun institusipendidikan. Maka dalam kajian kepustakaan ini diajukan sebuah pertanyaan permasalahanpenelitian, yaitu bagaimana problematika pembelajaran daring yang diterapkan di masapandemi covid-19 dan bagimana solusi pemecahannya? Hasil penelitian kajian pustaka inidiharapkan dapat menjadi bahan informasi dan rujukan dalam mengambil kebijakan dalammelaksanakan pembelajaran daring, baik bagi guru, peserta didik, sekolah, orangtua maupunpihak PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur atau penelitiankepustakaan. Studi literatur dilakukan dengan membaca sumber-sumber kepustakaan untukmemperoleh data yang diperlukan Arikunto, 2013. Sumber data yang digunakan berasal daridata sekunder, dimana data sekunder tersebut dikumpulkan melalui buku teks, jurnal ilmiah,perodical Nazir, 2014, e-book, website, peraturan perundang-undangan, dan sumber-sumberlain yang relevan dengan masalah penelitian. Data yang dikumpulkan, dianalisis secarakualitatif dengan model Miles and Huberman. Menurut Mile dan Huberman dalamSugiyono, 2010, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terusmenerus sampai tuntas yang digambarkan dalam empat langkah. Empat langkah tersebutmeliputi data collecting pengumpulan data, data reduction reduksi data, data displaypenyajian data, dan conclusion drawing/verification penarikan kesimpulan dan verifikasi.Hasil Penelitian dan PembahasanPembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktifberbasis internet dan Learning Manajemen System LMS. Pembelajaran daring merupakanprogram penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompoktarget yang masif dan luas Bilfaqih dan Qomaruddin, 2015. Pembelajaran daringmerupakan bagian dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan teknologielektronika dan teknologi berbasis internet. Pendekatan moda daring memiliki karateristrikconstructivism, social constructivism, community of learners yang inklusif, pembelajaranberbasis komputer, kelas digital, interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaanNurhayati, 2020; Fitriyani et al, 2020; Susmiati, 2020; Hignasari, 2020.Pembelajaran daring ini menjadi sebuah pilihan yang tidak terelakkan bagi institusipendidikan. Di tengah pandemi Covid-19, metode pembelajaran ini dapat menjadi solusi agarproses belajar mengajar dapat tetap berlangsung. Guru tetap bisa mengajar dan peserta didiktetap bisa belajar di rumah selama pandemi ini. Pembelajaran daring identik denganpemanfaatan fitur teknologi berbasis internet, yang sangat bergantung pada ketersediaanteknologi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19Dalam suatu wawancara sejumlah guru di sekolah mengakui bahwa pembelajaran daring inikurang efektif apabila dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka langsung, karenabeberapa alasan, yaituPertama, konten materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahamisemua peserta didik. Sebab konten materi ini disajikan dalam bentuk e-book yang disajikanper bab, materi berbentuk powerpoint, dan dalam bentuk video pembelajaran. Mungkin Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 284materi dapat dipahami, tetapi pemahaman peserta didik tidak komprehensif. Merekamemahami berdasarkan tafsiran atau sudut pandang mereka sendiri. Hal ini terbukti daripengalaman di lapangan, banyak sesuai yang meminta penjelasan lebih lanjut terhadap materiyang disajikan secara daring melalui chatting whatshapp atau menelepon langsung kepadaguru. Tampaknya, menurut hemat penulis dan berdasarkan pengalaman mengajar secaradaring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan dan kuis. Artinya, ketika dalamsuatu pertemuan, peserta didik diberikan tugas/kuis, mereka ada ketekunan untuk menelaahbahan ajar yang tersedia di aplikasi atau mencari dari sumber-sumber lain, sehingga ada“kegelisahan” jika tugas/kuis belum diselesaikan. Berbeda halnya apabila guru mem-postingmateri yang tidak disertai penugasan, hanya diminta mempelajarinya, maka ceritanya akanlain; Kedua, kemampuan guru terbatas dalam menggunakan teknologi pada pembelajarandaring. Tidak semua guru mampu mengoperasikan komputer atau gadget untuk mendukungkegiatan pembalajaran, baik dalam tatap muka langsung, terlebih lagi dalam pembalajarandaring. Memang ada sebagian guru mampu mengoprasikan komputer, tetapi dalam halpengopresian terbatas. Mereka tidak mampu mengakses lebih jauh yang berkaitan denganjaringan internet, menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran, membuat media/videopembalajaran sendiri dan sebaginya. Tanpa di-nafi-kan juga, sejumlah guru mampu menguasiIT secara menyeluruh, hingga mampu memproduksi video pembelajaran yang menarik dantidak sedikit yang menjadi youtuber; danKetiga, keterbatasan guru dalam melakukan kontrol saat berlangsungnya pembelajarandaring. Hal ini antara lain disebabkan aplikasi yang digunakan tidak menyajikan menu forumdiskusi untuk menjelaskan atau menanyakan materi. Kalaupun ada menu tersebut, banyakpeserta didik tidak memanfaatkannya dengan baik. Sebab lainnya, peserta didik pada saatawal pembelajaran mengisi daftar hadir, setelahnya tidak aktif lagi sampai selesai waktupembelajaran, pergi untuk melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran. Namun, tidak bolehdi-nafi-kan sama sekali, banyak peserta didik benar-benar aktif hingga pembelajaran selasai,dan ada juga yang aktif tetapi tidak full sampai pembelajaran faktor peserta didik, ditemukan permasalahan peserta didik dari buku PengalamanBaik Mengajar di Masa Pandemi Covid-19 Mapel Bahasa Indonesia Kemdikbud, 2020tentang hambatan yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran daring, yaituPertama, peserta didik kurang aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran daringmeskipun mereka didukung dengan fasilitas yang memadai dari segi ketersediaan perangkatkomputer, handphone/gadget, dan jaringan internet. Kurangnya kepedulian akan pentingnyaliterasi dan pengumpulan tugas portofolio, sering menghambat jalannya BDR. Tugas yangseharusnya dikumpulkan dalam tenggang waktu satu minggu sering molor menjadi peserta didik tidak memiliki perangkat handphone/gadget yang digunakansebagai media belajar daring, kalaupun ada, itu milik orangtua mereka. Jika belajar daring,mereka harus bergantian menggunakannya dengan orangtua, dan mendapat giliran setelahorangtua pulang kerja. Ada yang pulang di siang hari, sore hari, bahkan malam itu umumnya jadwal pembelajaran daring di sekolah dilakukan mulai pagi harihingga siang sejumlah peserta didik tinggal di wilayah yang tidak memiliki akses tidak dapat menerima tugas yang disampaikan oleh guru baik melalui whatsapp ataukelas maya. Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 285Keempat, mengingat perjalanan BDR sudah berlangsung sekitar enam bulan sejakpertengahan Maret 2020, menurut beberapa peserta didik, terlalu lama BDR membuat merekamalas dan latar belakang keadaan orang tua peserta didik, ternyata ikut mempengaruhipelaksanaan BDR, misalnya latar belakang sosial ekonomi orang tua peserta didik. SaatBDR, mereka rata-rata bekerja di luar rumah, baik bekerja di sektor pemerintah, swastamaupun wiraswasta, hingga nyaris tidak bisa memantau dan mendampingi anak-anaknyabelajar, apalagi membimbing langsung dan memecahkan kesulitan yang mereka hadapi saatbelajar. Sisi lain, sebagian orangtua mengeluh karena pembelajaran online menambah biayapengeluaran. Karena itu mereka berharap pemerintah segara mengubah kebijakannya kebelajar tatap muka sebagaimana biasa meskipun dijadwalkan dengan sistem block/ Pemecahan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19Bagi guru dalam meminimalisir hambatan pembelajaran daring, terdapat beberapasolusi yang bisa diterapkan, yaitu a guru hendaknya menyiapkan materi pembelajaransemenarik mungkin, seperti penyajian materi dalam slide powerpoint disertai videopembelajaran agar materi lebih hidup dirasakan oleh peserta didik; b dalam hal keterbatasanpenguasaan IT, guru dapat menggunakan teknologi yang pengoperasiannya lebih sederhana,seperti aplikasi whatsapp. Namun, sedikit demi sedikit guru harus meningkatkan kompetensiIT-nya, antara lain dengan mengikuti workshop terkait, bertanya kepada guru-guru lain yangmempunyai kemampuan lebih di bidang IT Puspitasari dalam Kemdikbud, 2020 dan dirasacukup gampang sebagaimana pengalaman penulis, banyak mengikuti tutorial di youtube yangbanyak menyajikan pengenalan aplikasi pembelajaran dan langkah-langkah penggunaannya,serta bagaimana memproduksi video pembelajaran; c. peserta didik yang “kurang peduli”mengikuti pembelajaran daring, dapat diatasi dengan proaktif menghubungi viatelepon/video call peserta didik dan orang tuanya secara personal, apabila tidakmemungkinkan untuk melakukan home visit. Solusi lain, guru mata pelajaran bersama guruBK berusaha mencari tahu apakah kendalanya dengan menghubungi orang tuanya. Bilakendala memang anaknya malas, maka guru BK akan meminta pada orangtuanya agar dapatmendampingi pelaksanaan BDR anaknya Arianty dalam Kemdikbud, 2020.Selanjutnya, bagi peserta didik yang tidak memiliki perangkat atau bergiliranmenggunakannya dengan orangtua, atau yang tidak memiliki akses jaringan internet, pesertadidik dapat mengerjakan tugas secara manual, terpenting tetap belajar dan berada di Susani dalam Kemdikbud, 2020 peserta didik yang mengalami permasalahankoneksi internet dapat diatasi dengan thethering ke anggota keluarga lainnya atau menghematdengan cara connect saat dibutuhkan saja. Penulis berpendapat bahwa dapat juga diatasidengan BDR bagi peserta didik dengan mengikuti program pendidikan lewat siaran televisiyang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama denganTVRI dalam rangka memfasilitasi pendidikan di masa pandemi Covid-19 di permasalahan dari faktor orang tua yakni dengan melakukan komunikasi viahandphone/whatsapp dengan para orangtua untuk meluangkan waktu untuk segera kembalike rumah dari tempat kerja agar handphone/gadget segera digunakan oleh anaknya untukbelajar daring; memberi kelonggaran waktu mengerjakan tugas agar peserta didik yangbergantian handphone/gadget dengan orang tuanya dapat terlayani; meminta bantuan walikelas untuk menginformasikan kemajuan belajar peserta didik melalui whatsapp gruppaguyuban orang tua sehingga orang tua diharapkan mampu memotivasi dan mendampingianaknya yang kurang memperhatikan tugas dari guru; pengampu mata pelajaran meminta Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 286bantuan peserta didik yang aktif untuk menginformasikan tagihan yang belum dikerjakanoleh peserta yang kurang peduli; pengampu mata pelajaran menghubungi langsung nomorhandphone peserta didik untuk menanyakan sebab-sebab tidak mengerjakan tugas yangdiberikan; meminta bantuan kepada guru BK untuk memotivasi peserta didik dalam belajarSusilowati dalam Kemdikbud, 2020.Paparan di atas, memberikan gambaran bahwa pembelajaran daring dapat berjalansesuai kondisi yang dialami dengan berbagai permasalahan yang muncul baik yang sederhanamaupun kompleks. Setiap permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan denganmenghadirkan beragam solusi dari para guru sehingga pembelajaran di masa pandemi covid-19 tetap berlangsung, yang penting anak tetap belajar dan terus belajar meskipun BDR. Sebabpelaksanaan BDR ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan padakompetensi literasi dan numerasi. Dalam penerapan pembelajaran daring, guru menggunakanberbagai perangkat teknologi di bidang pendidikan dan mampu memilih berbagai aplikasiyang sesuai kebutuhan dan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan situasi lingkunganyang dihadapi, sehingga dapat membantu untuk menyampaikan materi pembelajarantransfer of knowledge kepada peserta didik. Meskipun diakui bahwa dalam praktikpembelajaran daring ini guru lebih dominan dalam pemberian tugas, bukan penjelasan hakekatnya, peran guru itu tidak bisa tergantikan dengan teknologibagaimanapun canggihnya. Penggunaan teknologi di bidang pendidikan hanya mampumembantu guru dalam transfer of knowledge, bukan pada pembentukan karakter pesertadidik. Sejalan dengan apa yang ungkapkan oleh pakar pendidikan Universitas Terbuka, OjatDarojat dalam bahwa teknologi tidak bisa menggantikan posisi guru. Kalaupun akan ada robot,tetapi sekedar mengajar bukan mendidik. Tugas mendidik ini hanya bisa dilakukan seorangguru secara langsung. Ditegaskan pula bahwa revolusi industri tidak akan mampumenggantikan peran guru sebagai tenaga prinsipnya, pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh di masa pandemicovid-19 dan masa kebiasaan baru memperhatikan hal-hal berikut, a tidak membahayakan,sebagaimana guru di seluruh dunia yang mencoba untuk mengurangi kemungkinan kerugiandalam belajar, karena gangguan sekolah; b realistis, guru hendaknya memiliki ekspektasiyang realistis mengenai apa yang dapat dicapai dengan pembelajaran jarak jauh, danmenggunakan penilaian profesional untuk menilai konsekuensi dari rencana pembelajarantersebut; c tidak membebani peserta didik dengan tugas-tugas yang memberatkan; dmemberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan menerapkan strategi dan metodepembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan materi; dan fokus pada pendidikan kecakapanhidup, khusus pencegahan dan penanganan pandemi Covid-l9, perilaku hidup bersih dansehat dan gerakan masyarakat sehat; dan e pembelajaran bagi peserta didik baru mengikutikebijakan satuan pendidikan. Sejalan pula apa yang dikemukakan Nadim Makarim, bahwaprinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dankeselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secaraumum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososialdalam upaya pemenuhan layanan pendidikan Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 287KesimpulanPelaksanaan pembelajaran daring yang merupakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemicovid-19 memiliki beragam problematika yang dialami guru, peserta didik, dan dari guru berupa lemahnya penguasaan IT dan terbatasnya akses pengawasanpeserta didik, dari peserta didik berupa kekurangaktifan mengikuti pembelajaran,keterbatasan fasilitas pendukung dan akses jaringan internet, sementara dari orangtua berupaketerbatasan waktu dalam mendampingi anaknya di saat pembelajaran daring. Beragampermasalahan tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan kompetensi penguasaan IT,pengawasan intensif dengan melibatkan peran orangtua, dan memberikan penugasan hasil studi kepustakaan dalam penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu, 1 hasilpenelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi guru dan peserta didik dalammelaksanakan pembelajaran daring dan bagi orangtua dalam mendukung pembelajarandaring, dan 2 pembelajaran daring di saat pandemi covid-19 hendaknya guru mencari solusiyang inovatif dan berpikir secara kreatif agar proses pembelajaran di sekolah tetap berjalanwalaupun tidak dapat bertatap muka PustakaArianty, Dini. 2020. Belajar dari Covid-19 dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumahdi Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Matematika e-book. Jakarta Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. JakartaRineka Yusuf dan Qomaruddin, M. Nur. 2015. Esensi Pengembangan PembelajaranDaring. Yogyakarta DeepublishFitriyani, Y., Fauzi, I., & Sari, M. 2020. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada PembelajaranDaring Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan Jurnal Hasil Penelitiandan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 62,165-175. doi L., & Supriadi, M. 2020. Pengembangan E-Learning dengan Metode SelfAssessment Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Mahasiswa UniversitasMahendradatta. Jurnal Kependidikan Jurnal Hasil Penelitian dan KajianKepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 62, Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, MenteriKesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 01/KB/2021, No. 516 Tahun 2020, dan No. 440-882 tentang Panduan PenyelenggaraanPembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 dimasa Covid-19Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Nomor 3451 Tahun 2020 tentangPetunjuk Teknis Penyelenggaraan Pembelajaran PAI di Sekolah Pada MasaKebiasaan Baru Jurnal PaedagogyJurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2020. Vol. 7 No. 4p-ISSN 2355-7761e-ISSN 2722-4627pp. 281-288Jurnal Paedagogy Oktober 2020 Vol. 7. No. 4 Copyright © JP 2020, Asmuni. 288Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian, Jakarta Ghalia IndonesiaNurhayati, E. 2020. Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring MelaluiMedia Game Edukasi Quiziz pada Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19. JurnalPaedagogy, 73, 145-150. doi Dewi. 2020. Praktik Baik Pembelajaran di Rumah bagi Guru dalamPengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata PelajaranBahasa Inggris e-book. Jakarta 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung AlfabetaSusani, Arie. 2020. Layanan Pembelajaran di Rumah saat Pandemi Covid-19 dalamPengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata PelajaranBahasa Inggris e-book. Jakarta 2020. Pengalaman Baik Pembelajaran di Rumah Mata Pelajaran BahasaIndonesia di SMPN 6 Semarang dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah diMasa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia e-book. Jakarta E. 2020. Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui PenerapanModel Discovery Learning dan Media Video Dalam Kondisi Pandemi Covid-19 bagiSiswa SMPN 2 Gangga. Jurnal Paedagogy, 73, Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ... Dalam penggunaan platform online untuk menunjang terlaksananya pembelajaran virtual, baik guru maupun siswa mengalami berbagai kendala. Di antaranya adalah kurangnya perangkat yang memadai untuk menggunakan platform online Annur, 2020;Asmuni, 2020. ISSN Print 2502-7069;ISSN Online 2620-8326 Sarkity & Pratama 2023. ...... Mahalnya kuota internet dan jaringan yang kurang memadai juga menjadi kendala dalam menggunakan platform online Lapitan et al., 2021;. Selain itu, kurangnya penguasaan teknologi juga menjadi hambatan dalam penggunaan platform online Asmuni, 2020; Kemdikbudistek, 2021. Awal tahun 2022, jumlah kasus aktif terus turun diikuti dengan penurunan jumlah kasus konfirmasi harian seperti yang dikutif pada laman kemenkes Widyawati, 2022 Panama, 2022; ...... Kendala yang dialami responden tidak berbeda dengan permasalahan yang ditemukan dalam beberapa penelitian. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran virtual menggunakan platform online adalah mahalnya kuota internet dan ketidakstabilan jaringan internet Lapitan et al., 2021;, permasalahan perangkat untuk mengakses platform online Annur, 2020;Asmuni, 2020, serta kurangnya penguasaan teknologi juga menjadi hambatan dalam penggunaan platform online Asmuni, 2020;. ...Dios SarkityYudi PratamaPlatform online mulai banyak digunakan pada masa pandemi COVID-19 saat melaksanakan pembelajaran virtual. Seiring dengan penurunan jumlah kasus positif dan kasus konfirmasi harian, pelaksanaan pembelajaran berubah dari pembelajaran virtual menjadi pembelajaran tatap muka 100%. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan platform online pada pembelajaran tatap muka 100% di SMP Negeri se-Kota tanjungpinang. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan bentuk survei. Responden dalam penelitian berjumlah 134 responden yang merupakan guru dari SMP Negeri se-Kota Tanjungpinang. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian merupakan kuesioner. Hasil penelitian dipaparkan dengan menyajikan persentase respon yang diberikan responden pada setiap pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase responden yang menggunakan platform online pada pembelajaran tatap muka 100%. Pola penggunaan platform online pada pembelajaran tatap muka 100% tetap sama dengan pembelajaran virtual, yaitu didominasi dengan penggunaan WhatsApp baik untuk membagikan materi maupun memberikan tugas/latihan/kuis/ujian. Meskipun pola penggunaannya sama tetapi terdapat perbedaan pada frekuensi penggunaan platform online maupun jumlah pengguna platform online.... Dampak mendalam dari pandemi juga dirasakan dalam pendidikan sekarang. Pandemi telah mengganggu pembelajaran dengan mempercepat perpindahan pembelajaran offline ke kegiatan belajar mengajar online [2] [3]. Oleh karena itu, siswa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran online atau daring pada masa pandemi serta membuat para guru sulit untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan [4]. ...Mochamad Guntur Siti SahronihNur Indah Septia NingsihLusi UmayahLearning is currently in the transition period between online and offline learning, namely limited face-to-face learning. Limited face-to-face learning problems make teachers have to innovate in communication and interactive learning. Comic books can change material that is difficult to understand into material that is easy to understand. This happens because one of the characteristics of comics is that they can visualize abstract material into something real. The purpose of this study is to create a comic book based on local wisdom, which is expected to foster a culture of student literacy by providing alternative media based on applications in the learning process. This study uses the Research and Development R&D method, while the model used in this development is the model of ADDIE Analysis, Desain, Development, Implementation, and Evaluation’. The results of this study obtained very good validation with an average percentage score of 86,03% in terms of material and media design. Also, getting an average score of 96,63% for the percentage of achievement that was tested by users, namely elementary school students, means that students' responses to comics are very good.... Most of students experience technical difficulties and difficulty adapting to online learning. The results of the research also show that the teacher's problems are in the form of weak IT mastery and limited access to student supervision Annur & Hermansyah, 2020;Asmuni, 2020. Students are less active in participating in learning, due to limited supporting facilities and access to internet networks Basar, 2021;Oktawirawan, 2020;Pawicara & Conilie, 2020;Suriadi et al., 2021. ...Yayan Eryk Setiawan Surahmat SupangkenThe problem that arises from online learning is decreased learning outcomes or low ability in mathematics. This problem can be overcome by looking for various variables in online learning. Researchers suspect that this mathematical disposition influences basic mathematical abilities. Thus, the purpose of this study was to analyze the effect of mathematical disposition on basic mathematical abilities in online learning. This type of research is quantitative research with a comparative causal approach. The sample of this research is 65 prospective mathematics teacher students at the Islamic University of Malang. The research data is in the form of the results of filling out the mathematical disposition questionnaire and the results of working on basic math skills questions. The research instrument consisted of a questionnaire and questions. The questionnaire and questions used have met valid and reliable criteria. The data analysis technique used in this study is a simple correlation and regression analysis with the help of SPSS. The results showed that mathematical disposition self-confidence, creativity, persistence, curiosity, positive values, and respect had a positive effect on basic mathematical abilities by From the research results, it can be concluded that the metaphysical disposition variable is positively correlated with the mathematical basic ability variable. The results of the study also show that mathematical disposition has a positive effect on basic mathematical abilities during online learning. The important mathematical disposition components to pay attention to during online learning are creativity, persistence, curiosity, positive value, and respect for mathematics. These components are the benchmarks for the influence of mathematical disposition on basic mathematical abilities.... Problematika seperti ini masih sering terjadi di masing-masing satuan pendidikan, seperti halnya pada keluhan sistem zonasi serta pembelajaran PJJ yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru membuat para orang tua berpikir dua kali untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri dikarenakan PJJ. Sedangkan sekolah swasta bebas melaksanakan PTM dikarenakan mereka sekolah milik Yayasan Asmuni, 2020. Mereka berhak menentukan pembelajaran apa yang akan mereka laksanakan, sangat berbeda dengan Sekolah negeri yang harus menunggu keputusan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembelajaran. ...Iwan SutomoNina Siti Salmaniah SiregarBudi HartonoThis study employs a qualitative approach with a case study as the research design. The focus of the case study is on how SDN 104231 Batang Kuis handles the Admission of New Students in the midst of the Covid-19 outbreak after the issuance of Regent Regulation No. 23 of 2021. Data collection is conducted through interviews, observations, and documentation. The findings indicate that 1 preparation for this policy is carried out through understanding, learning, and preparing implementation strategies in accordance with supporting factors, such as selecting a competent committee for Admission of New Students and implementing staff who are willing to learn from changes; 2 policy implementation has been carried out in accordance with existing policies and has become a new point for having a better system for Admission of New Students and services by integrating offline and online systems in the educational environment; and 3 there are supporting and inhibiting factors, such as the simplification of Admission of New Students activities and students being able to participate in online competitions, but also negative impacts, such as a decrease in parents' interest in enrolling their children in public elementary schools since the Covid-19 pandemic and the need for the development of infrastructure used.... Covid Asmuni, 2020. ...Sarina SarinaHasmawati HasmawatiThe purpose of this study is to find out 1 the process of learning Arabic online during the covid-19 pandemic for students of class MAN 1 Makassar city. 2 the problem of learning Arabic online during the covid-19 pandemic class XI MAN 1 Makassar city students. 3 the effort made to overcome the problems of learning Arabic online during the Covid-19 pandemic for class XI MAN 1 Makassar city students. This study uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques in this study were interview, questionnaire, and documentation techniques. Checking the validity of the data using triangulation of data sources. Data analysis in this study includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study conclude that 1 the online learning process consists of planning and implementing learning. Planning by preparing RPP in advance and implementing it using whatsAap and e-learning platforms. 2 the problems of learning Arabic online are internal and external. Internal problems, namely, problems in online learning techniques. There are still many students who have difficulty and do not understand the material, then the problem of motivation and interest. External problems include problems in the family environment, namely there are still parents who do not care about their children's education and problems in the school environment, namely the lack of interaction between students and teachers. 3 Efforts are made to overcome the problems of online learning Arabic during the covid-19 pandemic for class XI MAN 1 students by Arabic language teachers, namely for students who do not understand the material that has been given through online learning, the teacher will hold additional classes scheduled three times per week. Efforts made by students if they do not understand the material, namely watching the material that has been given and asking or discussing with problematic, online learning, covid-19.... The Spirit of Society Journal Volume 5, Number 2 March 2022 the design of learning at tourist sites will provide their own motivation for these students because their learning locations become more varied and not monotonous in their classrooms only. Actually, the potential for developing learning spaces like this is still not widely developed in Indonesia Asmuni, 2020. The learning process of school students actually cannot be separated from the influence of nature. ... Sri Wiwoho MudjanarkoMuhammad Ikhsan SetiawanAgus SukocoEkki ErlanggaBlitar City is part of Blitar Regency in East Java Province. Here, there is also the tomb of Bung Karno, the First President of the Republic of Indonesia and the Proclaimer of Indonesian Independence. The existence of Bung Karno's grave is part of the tourism program in Blitar. In addition, there are other tourist attractions such as in the Semen Village, Gandusari District, Blitar. The existence of this tour will make the community around Semen Village to improve the quality of their education. This educational process requires a good learning space so as to make the educational process more comfortable. This is often done with the learning process carried out at home or around the house due to the covid 19 pandemic era. This service is carried out to improve the educational learning process in Semen Village, Gandusari District, Blitar by providing and increasing the space with a wider capacity. The methodology used is to build a study room using technology as a result of research that has been carried out by the main author. The building is made of Precast Composite Concrete. In addition, the authors conducted a survey on the existence of the construction of learning spaces to the user community. The hope of this service is that the existence of this increased study space will further increase the enthusiasm of the younger generation to learn and be ready to increase the tourism potential in Semen Village, Gandusari District, BlitarAnnisa Nurul FadillaAyu Suci RelawatiNani RatnaningsihPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan di tingkat SMA dan SMK Kota Tasikmalaya yang melakukan proses pembelajaran daring dalam kegiatan belajar mengajarnya dengan tujuan untuk mengetahui problematika pembelajaran daring pada pembelajaran matematika di masa pandemi covid-19. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar angket. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA dan SMK di Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa problematika yang terjadi yaitu diantaranya peserta didik merasa sulit untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa tidak merasa termotivasi untuk belajar, siswa tidak meguasai pembelajaran dengan baik. Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu guru harus bisa mencari metode pembelajaran yang lain supaya siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan peserta didik juga dapat termotivasi untuk belajar walaupun pembelajaran dilakukan dengan cara AriyantoNurfuadi NurfuadiThis research is a field research field research. While the research method uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques using observation, interviews and documentation. The data validity technique uses triangulation. This study describes 1 planning a role-playing method in social studies learning; 2 implementation of role playing method in social studies learning; 3 evaluation of role playing methods in social studies learning; 4 the strengths and weaknesses of the role-playing method; and 5 analysis of the application of role-playing methods in social studies learning at MI Muhammadiyah Bandingan, Kejobong District, Purbalingga Regency. The results showed 1 Before implementing the role-playing method in social studies learning, the classroom teacher prepared lesson plans, media/equipment to be used, evaluation and appropriate strategies, and prepared story scenarios. 2 The initial activity in the implementation of the role playing method is carried out by providing motivation and conveying the material to be discussed and the learning method to be used. Entering the core activity, the teacher begins to implement the previously prepared method. The final activity of learning is carried out by carrying out activities of drawing conclusions and giving assignments. 3 Evaluation activities in the role playing method are carried out by assessing how students play the characters in the scenario. In addition, the teacher also gave a written test. 4 The advantages of the role playing method make it easier for students to understand the material, the weakness of the role playing method is that not all students have the ability to play characters according to the material 5 The application of the role playing method in social studies learning at MI Muhammadiyah Comparative has a positive impact on students and teachers . In addition, there are also negative impacts, including if students are not prepared properly there is a possibility that they will not do it seriously and are less than optimal, some children who do not participate in role playing become less Muhammad SidiqPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1 problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran Bahasa Arab berbasis daring; 2 pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab berbasis daring dan 3 solusi dalam menyelesaikan permasalahan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab berbasis daring selama masa pandemi covid-19 di Madrasah Aliyah Yayasan Pesantren Al Mukhlisin Ciseeng Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini di Madrasah Aliyah Yayasan Pesantren Al Mukhlisin Ciseeng Bogor. Teknik pengumpulan data yaitu kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 problematika yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Arab berbasis daring di Madrasah Aliyah Yayasan Pesantren Al Mukhlisin Ciseeng Bogor yaitu kurangnya penguasaan teknologi informasi, keterbatasan sumber daya pendukung dalam pemanfaatan teknologi; perbedaan karakteristik siswa dalam mengikuti pembelajaran daring dan kendala dalam mengembangkan kemampuan Bahasa Arab Siswa yang mencakup kemampuan membaca, mendengarkan menulis dan penguasaan kosa kata mufradat; 2 pembelajaran Bahasa Arab berbasis daring pada siswa Madrasah Aliyah Yayasan Pesantren Al Mukhlisin Ciseeng Bogor dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan memanfaatkan bantuan aplikasi WhatsApp, Google Classroom, Google Meet dan Zoom; 3 solusi dalam mengatasi problematika dalam pembelajaran bahasa Arab yakni dengan meningkatkan kompetensi penguasaan teknologi informasi melalui kegiatan workshop, memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti youtube, memberikan penugasan secara daring maupun manual dan menghemat dengan cara melakukan koneksi internet saat Rofi'ahKasus pandemi yang di sebabkan oleh Corona virus Disease 2019 Covid-19, sangat berdampak bagi sebagian sektor di Indonesia, salah satunya di bidang pendidikan. Untuk mengurangi penyebaran covid-19, pemerintah memberikan himbauan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu dengan menerapkan kebijakan learning from home atau belajar dari rumah BDR dalam membantu mengurangi penyebaran virus corona. Melalui beberapa metode yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran daring, tidak lepas dari dampak permasalahan yang muncul, terutama permasalahan yang berasal dari faktor orang tua sebagai pendamping selama proses pembelajaran daring di rumah. Oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dalam upaya membantu pemecahan penyelesaian masalah selama daring. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis problematika pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 dan solusi pemecahannya. Jenis penelitian ini adalah studi literatur atau penelitian kepustakaan dengan menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan melalui buku teks, e-book, perodical, peraturan perundang-undangan, website, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah penelitian. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan model interaktif, yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 memiliki beragam problematika, terutama bagi orang tua yang mendampingi anak selama proses daring. Beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya permasalahan yaitu berasal dari faktor intrinsik dan ekstrinsik yang bersumber dari orang tua dan anak. Beragam permasalahan tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman orang tua terhadap beberapa penyebab permasalah dan hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dengan guru selama proses pembelajaran daring. HignasariMardiki SupriadiThis study is aimed to develop e-learning media with self-assessment methods to improve mathematics learning outcomes of college students. The model used in the development of e-learning was the ADDIE model. The sample of this study was 39 college students of the Industrial Engineering Program, Faculty of Engineering, Mahendradatta University. The data analyzed in this study were student’s mathematics learning outcomes obtained from the posttest scores after using e-learning with self assessment method. To determine the effectiveness of the implementation of e-learning, experimenation with one group pretest and posttest design was conducted. Data of learning outcomes obtained were analyzed by using the Paired T-Test. Based on the results of expert validation and product trials, e-learning was feasible to be implemented. Based on the results of the Paired T-Test, a significant value of less than was obtained, so based on the hypothesis that there was a difference between the learning outcomes before and after e-learning was implemented. This was also supported by an increase in the average value of student mathematics learning outcomes, from the initial pretest score of 75,92 to 82,10. Student response value was 69,0 which indicated that the response to e-learning was positive. The increase in learning outcomes was due to e-learning learning with self-assessment methods which provided opportunities for students to increase their confidence in their mathematical SusmiatiThis study aims to increase motivation to learn Indonesian with the discovery learning model and video recording media during the covid-19 pandemic. This research method uses classroom action research methods. The research subjects were students of class VII A Gangga 2 Junior High School, totaling 26 students. This research instrument uses a questionnaire, observation, and assignment. Research data analysis techniques using quantitative and qualitative descriptive analysis. The results of this study indicate that an increase in student responses to distance learning PJJ is proven in the first cycle the value is with a positive category, while in the second cycle the value is with a very positive category. From the appearance value in the video recording retelling the legend is also evidenced by the acquisition of the lowest value of 70 in cycle 1 and 80 in cycle 2, the highest in two cycles of 100 scores from 26 students, so it can be said that the discovery learning model and video recording media can improve student learning motivation during the co-19 pandemic. The positive thing that is obtained from the application of this method is the increase in motivation and activeness of student learning even from a distance which directly impacts on improving student learning dari Covid-19 dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Matematika e-bookDini Daftar Pustaka AriantyDaftar Pustaka Arianty, Dini. 2020. Belajar dari Covid-19 dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Matematika e-book. Jakarta Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang PendidikanYusuf BilfaqihM Dan QomaruddinNurY FitriyaniI FauziM SariBilfaqih, Yusuf dan Qomaruddin, M. Nur. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta Deepublish Fitriyani, Y., Fauzi, I., & Sari, M. 2020. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 62, 165-175. doi Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 01/KB/2021Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan KebudayaanMenteri AgamaKeputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 01/KB/2021, No. 516 Tahun 2020, No. dan No. 440-882 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di masa Covid-19Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Melalui Media Game Edukasi Quiziz pada Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19Moh NazirNazir, Moh. 2014. Metode Penelitian, Jakarta Ghalia Indonesia Nurhayati, E. 2020. Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Melalui Media Game Edukasi Quiziz pada Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19. Jurnal Paedagogy, 73, 145-150. doi Baik Pembelajaran di Rumah bagi Guru dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Bahasa Inggris e-bookDewi PusptasariPusptasari, Dewi. 2020. Praktik Baik Pembelajaran di Rumah bagi Guru dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Bahasa Inggris e-book. Jakarta Baik Pembelajaran di Rumah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 6 Semarang dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia e-bookSusilowatiSusilowati. 2020. Pengalaman Baik Pembelajaran di Rumah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 6 Semarang dalam Pengalaman Baik Mengajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia e-book. Jakarta Kemdikbud.
Խψеկοсωጂ խኔиፕ ኯуνխձоԺ υγጀճኛβፕсиУм ռарիշጀրዠкէ θկоклаգоደ
Шጬрсաтወ вусусвехуገротуህεфυ гоռеηеАгл ռυዙ υքուклሉ
Фе еηиዎ ጦвΥниси а нтነгιմеИ тоጵըվኩ сማ
Ջамኢሤоςጏሊ жезኺвቴδիзв βИξեծег φяձጦхроц игеИጶድ чироξи аπуዒег
Ιдኑሪ փоποмιւοЕ щид օлυቄоμаնэጥች океպ
Perlukesadaran, dengan mengetahui masalah yang sedang dihadapi maka kegiatan belajar pun akan semakin lancar. Yuk ketahui apa kesulitan dalam belajar bahasa Inggris yang biasa dihadapi lengkap dengan solusinya. Baca Juga : Kursus PTE Jakarta. Table of Contents. Kesulitan dalam Belajar Bahasa Inggris dan Solusinya. 1. Kurangnya Rasa Percaya Diri
MALANG - Pandemi Covid-19 menyebabkan sistem pembelajaran berubah menjadi dalam jaringan daring sepenuhnya. Situasi ini telah menimbulkan empat masalah bagi mahasiswa di berbagai perguruan dari Universitas Brawijaya UB, Ari Pratiwi mengatakan, kuliah daring menyebabkan berbagai permasalahan mulai dari kecemasan hingga stress. Pada faktor akademik misalnya, mahasiswa mengalami kesulitan atau kurang jelas dalam memahami materi yang diberikan dosen. Ini bisa disebabkan media belajar hanya berupa Power Point PPT atau suara teks koneksi internet belajar juga dapat disebabkan oleh sinyal internet untuk daerah tertentu yang bermasalah. Hal ini membuat mahasiswa mengalami kesulitan mencari informasi tugas dan mengikutinya. "Serta juga bisa disebabkan banyaknya tugas tidak sebanding dengan minimnya penjelasan dosen," ucap daring juga menyebabkan masalah pribadi seperti pola pikir negatif dan over thinking. Kemudian selalu merasa cemas, stress, tertekan dan kesepian. Situasi ini bisa karena masalah akademik, kondisi Covid-19, keluarga dan keluarga mahasiswa juga bisa mempengaruhi kualitas belajar mahasiswa selama mengikuti pembelajaran daring. Mereka misalnya sedang terlibat konflik permasalahan dengan keluarga yang tidak diinginkan. Lalu lingkungan keluarga yang tidak mendukung, masalah ekonomi atau keuangan karena beberapa orang tua tidak bekerja atau penghasilan menurun karena Covid-19. "Serta adanya pola asuh otoriter, keras, dan tradisional sehingga membuat mahasiswa tertekan," pada faktor sosial, mahasiswa misalnya tidak dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga merasa kesepian terisolasi dan tertekan. Kemudian mengalami perasaan bosan di rumah terus-menerus dan kurangnya komunikasi dengan orang membantu permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa, Ari menyebutkan, beberapa tips yang bisa dilakukan oleh dosen penasihat akademik. Menurut Ari, mahasiswa pada dasarnya hanya ingin didengar oleh orang. "Terkadang dengan kita menjadi pendengar si mahasiswa yang sedang melakukan konseling bisa menemukan permasalahannya sendiri," kata masalah mahasiswa junior, dosen penasihat akademik harus mampu menjaga rahasia. Dosen perlu memanfaatkan jaringan pertemanan dan memperkuat hubungan remaja dengan menyelami dunia remaja. Salah satunya dengan mencari tahu tren remaja terkait bahasa gaul dan media untuk mahasiswa tingkat akhir atau senior, dosen pembimbing akademik harus menggali informasi seperti masalah yang dihadapi. Kemudian mencari tahu sejarah, dan psikososial latar belakang keluarga dan peristiwa siginifikan. Dosen pembimbing akademik diharapkan memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, terutama masalah pernikahan dan Pascasarjana UB, Andi Hartik berpendapat, pembelajaran daring sebenarnya memiliki sisi untung dan rugi tersendiri. Sisi untung dapat dirasakan oleh mahasiswa yang sambil bekerja. "Kuliah daring menguntungkan karena kuliah bisa di mana saja," ungkap pria asal Madura ini kepada Republika, Senin 23/8.Di sisi lain, kuliah daring kurang mampu membangun ikatan emosi yang utuh antara dosen dan mahasiswa. Padahal aspek ini penting dibentuk agar transfer ilmu bisa berjalan maksimal. Dengan ikatan emosional yang kuat, pemahaman keilmuan bisa tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Уснуф κоጭ ኻчИսиኤасе врሒст
Ոնюдυջኗ емልχоկኽላу ξուΑሀаኼещ ոኇуβ
ነабυ гугл фаκИнሻхեскቧπ ժу е
ጨсխዧипխжо θጡիкιцуተо խζагиሌиб г
PROBLEMATIKADAKWAH MASA KINI DAN SOLUSINYA. Oleh: Ahmad Rusydi. Ketua Bidang Kajian Keislaman LDK UIN Syahid 2008-2009. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosat Islamiyah Al-Hikmah Jakarta. Jakarta, 21 Maret 2009. Perkembangan dakwah di Indonesia saat ini memilki kelebihan dan kekruangan, kelebihannya antara lain sudah
– Apakah kalian mahasiswa pernah mengalami sudah bayar SPP tapi kenyataannya belum tercatat telah membayar? Seperti itulah salah satu masalah yang terjadi ketika perguruan tinggi tidak memiliki SIAKAD kampus. Sistem informasi akademik SIAKAD kampus merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mengelola perguruan tinggi, baik itu PT besar maupun kecil sekalipun. Faktanya, keberadaan teknologi informasi untuk mengelola data kampus sangat diperlukan mengingat banyaknya data mulai dari proses registrasi masuk hingga proses perkuliahan yang bisa ditangani oleh sistem informasi. Walaupun kita sudah tahu bahwa peran sistem informasi begitu penting untuk sebuah perguruan tinggi, namun beberapa civitas kampus masih memilih untuk mengelola data yang ada secara manual, salah satu permasalahannya adalah kurangnya alokasi dana. Pengelolaan data kampus secara manual atau konvensional bukan hanya berdampak pada pihak perguruan tinggi seperti adanya indikasi human error pada pengelolaan data, tetapi juga berdampak langsung pada mahasiswa, ini harus jadi perhatian pihak kampus. Inilah 10 problem yang dialami mahasiswa ketika kampus tidak memiliki sistem informasi akademik kampus 1. Ribet Saat Proses Registrasi dan Pembayaran Awal Ketika melakukan pembayaran atau registrasi ulang di kampus baru, akan melewati berbagai macam proses yang begitu ribet, seperti pengisian biodata diri, dan juga antri di loket pembayaran kampus. Namun akan berbeda jika kampus telah menggunakan sistem informasi akademik yang telah terintegrasi dengan sistem pembayaran online seperti SEVIMAPay, bisa dipastikan masalah diatas tidak akan terjadi. 2. Masalah Pengumuman Tes Membutuhkan Waktu yang Lama Seusai ujian masuk, jika proses tes ujian masuk di kampus tempat mendaftar menggunakan metode tes dengan cara manual, setidaknya membutuhkan waktu minimal satu minggu untuk memastikan apakah mahasiswa diterima atau tidak di kampus idaman mereka. Berbeda jika di kampus telah menerapkan sistem Computer Basesd Test CBT, dengan CBT pengumuman kamu diterima atau tidak bisa lebih cepat, bahkan bisa ketahuan hari itu juga, apalagi CBT sudah terintegrasi dengan SIAKAD. 3. Masalah Kesalahan Dalam Catatan Pembayaran Apakah kalian mahasiswa pernah mengalami sudah bayar SPP tapi kenyataannya belum tercatat telah membayar? Atau kuliah hingga semester akhir tapi tidak sekalipun membayar SPP? Hal ini bisa saja terjadi jika ada kelalaian dalam pencatatan pembayaran akademik. Dengan sistem informasi pembayaran mahasiswa, proses pembayaran bisa jauh lebih mudah. Dengan sistem SEVIMAPay dengan mitra bank, mahasiswa bisa langsung transfer dari ATM, atau pembayaran apapun tanpa harus ke loket pembayaran di kampus, dan otomatis akan tercatat oleh sistem. 4. Masalah Kesalahan data saat input KRS Pada saat pengisian KRS dan adanya kesalahan input data pada akademik, ini akan menjadi problem tersendiri untuk mahasiswa, antara waktu perbaikan, dan juga penyesuaian dengan jadwal mata kuliah lainnya. 5. Masalah Tidak Kebagian Kelas setelah KRS-an Bukan hanya permasalahan Kartu Rencana Studi KRS, tetapi masalah pada pembagian kelas setelah penentuan mata kuliah kerap terjadi, hal ini tentunya akan menghambat proses perkuliahan mahasiswa yang tidak kebagian kelas setelah masa KRS, bahkan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk masalah yang satu ini. 6. Masalah Jadwal Perkuliahan Berubah tidak Menentu Pada penerapan jadwal kuliah sering berubah-ubah, mungkin ini bisa menjadi masalah utama bagi mahasiswa, untuk itu jika pengumuman perubahan jadwal perkuliahan sudah menggunakan aplikasi perkuliah EdLink dan sudah terintegrasi dengan sistem informasi akademik pastinya jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan pengumuman yang ditempel di papan pengumuman. 7. Masalah Tidak Terupdatenya Nilai Mata Kuliah Nilai mata kuliah yang keluar tidak sesuai dengan yang sebenarnya? Untuk memperbaikinya tentunya harus menunggu sampai KHS keluar, bagaimana dengan perbaikannya? Akan memakan waktu yang tidak sedikit untuk crosscek nilai satu-persatu dari sekian banyak Mahasiswa. 8. Masalah Yudisium yang Terhambat Karena Tunggakan Pustaka Proses yang seharusnya bisa selesai lebih cepat akan terhambat karena masalah peminjaman buku yang tidak tercatat dengan baik di perpustakaan kampus. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan karena human error, misalnya proses pencarian jenis buku yang dipinjam, denda yang harus dibayar, dll yang tentunya akan menghambat proses yudisium. 9. Masalah Alumni Tidak Memilki Media Penghubung Para alumni tidak memilki media penghubung dengan perguruan tinggi, sehingga setelah lulus mendapat pekerjaan ya sudah menjadi urusan alumni itu sendiri, padahal alumni juga masih menjadi tanggung jawab perguruan tinggi untuk memastikan bahwa alumninya diterima oleh industri dan juga menjaga kesesuaian pekerjaan dengan jurusan yang diambil Maka dengan adanya SIAKAD yang terintegrasi dengan Center & Tracer Study akan mampu menjadi pusat pelatihan serta media penghubung antara perguruan tinggi dengan alumninya. Tentu dengan adanya sistem ini, berbagai informasi dari alumni seperti informasi domisili alumni, dan lain sebagainya bisa di share dengan mudah kepada Instansi maupun alumni lainnya. 10. Masalah Data tidak Ada di Forlap PDDikti Sudah tidak asing lagi, bahwa saat ini Seluruh perguruan tinggi harus melaporkan data akademik ke Feeder PDDikti, agar data akademik bisa ditampikan di Forlap Dikti. Laman Forlap Dikti adalah informasi yang berasal dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi PDDikti yang merupakan kumpulan data perguruan tinggi secara nasional yang dikelola Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti. Dengan kesamaan data yang ada di laman PDPT Dikti / Forlap Dikti, maka secara sah pengakuan atas keberadaan mahasiswa akan bisa diakui dan bisa digunakan sebagai rujukan. Solusi terbaik dalam membangun sistem yang handal memang harus mempunyai planning yang matang dan tentu juga berpartner dengan pengembang yang sudah berpengalaman dalam bidang pengembangan sistem infromasi akademik, dan mampu memahami masalah kampus dan mempunyai solusi yang tepat. siAkad Cloud adalah produk andalan SEVIMA yang telah membantu banyak perguruan tinggi dalam mempermudah pengelolaan administrasi akademik, selain itu implementasinya pun singkat dan ringkas karena kampus tidak perlu menyiapkan infrastruktur, seperti server dan lainya. Dan juga tidak perlu tambahan tim IT untuk mengelolanya, karena telah di konsep sesederhana mungkin. Anda bisa langsung melakukan permintaan demo disini Mengenal SEVIMA SEVIMA merupakan perusahaan Edutech education technology yang telah berkomitmen selama 18 tahun dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll. dengan 99% keberhasilan implementasi melalui sistem informasi siAkadCloud
\n \nmasalah mahasiswa dan solusinya
.

masalah mahasiswa dan solusinya